Mutilasi 30 Orang, Pemimpin Aliran Sesat yang Dijuluki Jagal Manusia Ini Dipenjara Seumur Hidup

Minggu, 12 Mei 2024 - 13:37 WIB
loading...
Mutilasi 30 Orang, Pemimpin...
Marius Gustavson, pemimpin aliran sesat asal Norwegia yang dijuluki jagal manusia telah dihukum penjara seumur hidup di Inggris. Foto/Facebook via The Guardian
A A A
LONDON - Seorang pemimpin kelompok aliran sesat asal Norwegia yang mengkhususkan diri dalam menjual video mutilasi brutal kepada ribuan pelanggan yang membayar telah dipenjara seumur hidup oleh pengadilan Inggris. Dia sudah memutilasi setidaknya 30 orang dan dijuluki sebagai “jagal manusia”.

Marius Gustavson (46), yang beroperasi dengan nama “Eunuch Maker”, memimpin sekte sesat “modifikasi tubuh” ekstrem di Norwegia yang mengkhususkan diri pada amputasi dan pengebirian.

Di antara serangkaian kejahatan keji yang dilakukan oleh si “jagal manusia” terhadap korbannya adalah penyiksaan terhadap seorang remaja laki-laki dengan alat kebiri ternak.



Dari tahun 2017 hingga 2021, Gustavson melakukan setidaknya 30 mutilasi dan menyimpan bagian tubuh sebagai “piala” untuk dijual di situsnya. Dia memperoleh sekitar £300.000 dari hampir 23.000 pelanggan.

Caroline Carberry, jaksa penuntut dalam kasus ini, mengakui bahwa tidak mungkin untuk mengetahui skala penuh kejahatannya, dan mengungkapkan juga terdapat bukti yang jelas mengenai kanibalisme.

Pada suatu kesempatan, Gustavson memanggang sepasang testis manusia di penggorengan untuk membuat salad yang ditata dengan kentang panggang, kacang mete, dan kacang pistachio.

Gustavson, yang menjadi cacat setelah penis dan kakinya rela diamputasi, menghadiri pengadilan melalui tautan video pada 10 Mei 2024 untuk mempertanggungjawabkan kejahatannya.

“Gustavson, buktinya Anda adalah dalang di balik usaha yang mengerikan ini. Bisnis yang didirikannya sibuk dan menguntungkan,” kata Hakim Mark Lucraft, seraya menambahkan bahwa pria berusia 46 tahun itu merekrut orang-orang yang berpikiran sama untuk “perusahaan berskala besar, berbahaya, dan sangat mengganggu”.

Hakim mengatakan tindakan Gustavson sebagai “jagal manusia” dimotivasi oleh gabungan antara kepuasan seksual dan imbalan finansial.

Salah satu tindakan paling keji melibatkan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun pada tahun 2017, yang diikat dan disiksa oleh Gustavson menggunakan alat kebiri ternak.

Gustavson telah menjalankan operasi menjijikkan di situs webnya dari flat bawah tanahnya di London, di mana bagian tubuh yang disimpan di dalam freezer juga ditemukan.

Tim forensik juga menemukan organ vital Gustavson di dalam laci, yang sudah ada di sana empat tahun setelah dia memotongnya dengan pisau.

Juga ada dalam daftar penemuan yang suram—sepasang testis manusia yang disimpan dalam wadah mentega bertanda “jamur bolete” dengan instruksi “jangan dicairkan”.

“Marius Gustavson mengabaikan risiko melakukan operasi yang tidak perlu pada pria rentan demi kepuasan seksual dan keuntungan finansial,” kata Jaksa Kate Mulholland, seperti dikutip dari news.com.au, Minggu (12/5/2024).

“Dia secara aktif merekrut peserta melalui situsnya dan dibayar untuk menyiarkan rekaman prosedur biadab tersebut,” ujarnya.

“Meskipun para korban dalam kasus ini tampaknya menyetujui operasi dan amputasi, korban yang dengan berani melaporkan penyerangannya kepada polisi menyatakan penyesalan yang serius mengenai prosedur yang dilakukan dan dampak jangka panjang yang ditimbulkan terhadap dirinya. Hal ini dengan jelas menekankan mengapa praktik semacam itu melanggar hukum.”

Beratnya hukuman pada Gustason harus menjadi peringatan bagi orang lain bahwa melakukan modifikasi tubuh secara ekstrem adalah melanggar hukum dan jaksa tidak akan ragu untuk menuntut kejahatan yang mengerikan ini.

Enam terdakwa lainnya juga dijatuhi hukuman dengan peran yang bervariasi, mulai dari partisipasi fisik dalam mutilasi hingga membantu operasi.

David Carruthers, mantan portir rumah sakit, dijatuhi hukuman 11 tahun karena membantu mengeluarkan testis empat pria.

Janus Atkin, mantan mahasiswa ilmu kedokteran hewan, dijatuhi hukuman 12 tahun penjara setelah membantu mengeluarkan testis tiga pria dan memotong penis pria lainnya.

Peter Wates, mantan ahli kimia dan ahli batu permata, dijatuhi hukuman 12 tahun penjara karena membantu memutilasi tujuh pria.

Ion Valentin Ciucur, seorang pekerja hotel Rumania, dijatuhi hukuman hampir enam tahun karena secara seksual menyiksa satu orang dan menjepit testis orang lain.

Ashley Williams, seorang pekerja kantor paspor, dijatuhi hukuman empat tahun karena membantu menghilangkan testis Atkin.

Stefan Scharf, warga negara Jerman, dijatuhi hukuman lebih dari empat tahun enam bulan karena membantu mengeluarkan testis korban.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1059 seconds (0.1#10.140)