2 Alasan Turki Hentikan Seluruh Perdagangan dengan Israel
loading...
A
A
A
Menteri Perdagangan Turki Omer Bolat mengkritik sikap tanpa kompromi Israel terhadap gencatan senjata, serta situasi kemanusiaan di kota Rafah di Gaza selatan.
“Turki telah menangguhkan semua ekspor dan impor dengan Israel sampai gencatan senjata permanen tercapai dan bantuan masuk ke dalam Gaza diizinkan tanpa gangguan apa pun," katanya, seperti dikutip BBC.
Pada tahun 1949, Turki menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Negara Israel. Namun hubungan keduanya memburuk dalam beberapa dekade terakhir.
Pada tahun 2010, Turki memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel setelah 10 aktivis Turki pro-Palestina tewas dalam bentrokan dengan pasukan komando Israel yang menaiki kapal milik Turki yang mencoba mendobrak blokade maritim Israel di Jalur Gaza.
Hubungan kembali membaik pada tahun 2016, namun kedua negara saling mengusir diplomat utama masing-masing dua tahun kemudian karena perselisihan mengenai pembunuhan Israel terhadap warga Palestina di tengah protes di perbatasan Gaza-Israel.
Erdogan semakin keras dalam mengkritik Israel sejak perang pecah di Gaza 7 Oktober 2023.
Dia berulang kali mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, membandingkannya dengan Adolf Hitler, Benito Mussolini dan Joseph Stalinserta menjulukinya sebagai "tukang jagal Gaza".
Sebaliknya, Netanyahu mengatakan pemimpin Turki adalah orang terakhir yang bisa memberitakan moralitas kepada Israel. Pada bulan Maret, Netanyahu mengatakan: "Presiden Erdogan mendukung pembunuhan massal dan pemerkosa Hamas, menyangkal genosida Armenia [dan] pembantaian warga Kurdi di negaranya sendiri."
“Turki telah menangguhkan semua ekspor dan impor dengan Israel sampai gencatan senjata permanen tercapai dan bantuan masuk ke dalam Gaza diizinkan tanpa gangguan apa pun," katanya, seperti dikutip BBC.
Pada tahun 1949, Turki menjadi negara mayoritas Muslim pertama yang mengakui Negara Israel. Namun hubungan keduanya memburuk dalam beberapa dekade terakhir.
Pada tahun 2010, Turki memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel setelah 10 aktivis Turki pro-Palestina tewas dalam bentrokan dengan pasukan komando Israel yang menaiki kapal milik Turki yang mencoba mendobrak blokade maritim Israel di Jalur Gaza.
Hubungan kembali membaik pada tahun 2016, namun kedua negara saling mengusir diplomat utama masing-masing dua tahun kemudian karena perselisihan mengenai pembunuhan Israel terhadap warga Palestina di tengah protes di perbatasan Gaza-Israel.
Erdogan semakin keras dalam mengkritik Israel sejak perang pecah di Gaza 7 Oktober 2023.
Dia berulang kali mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, membandingkannya dengan Adolf Hitler, Benito Mussolini dan Joseph Stalinserta menjulukinya sebagai "tukang jagal Gaza".
Sebaliknya, Netanyahu mengatakan pemimpin Turki adalah orang terakhir yang bisa memberitakan moralitas kepada Israel. Pada bulan Maret, Netanyahu mengatakan: "Presiden Erdogan mendukung pembunuhan massal dan pemerkosa Hamas, menyangkal genosida Armenia [dan] pembantaian warga Kurdi di negaranya sendiri."
(mas)