Saling Serang, Hizbullah Hujani Pangkalan Militer Israel dengan Puluhan Roket
loading...
A
A
A
BEIRUT - Kelompok Hizbullah menyerang beberapa situs militer Israel, termasuk pangkalan pengawasan udara penting di Gunung Meron, dengan puluhan roket dan drone pada Sabtu malam.
Itu sebagai respons atas serangkaian serangan udara militer Zionis menargetkan Lebanon selatan pada hari sebelumnya.
Dalam video yang beredar online, puluhan roket menghantam Gunung Meron, puncak tertinggi di wilayah Israel di luar Dataran Tinggi Golan, pada Sabtu malam.
Namun, Times of Israel pada Minggu (28/4/2024) melaporkan bahwa pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim semua roket tersebut dicegat atau jatuh di area terbuka, tanpa ada kerusakan atau korban jiwa yang dilaporkan.
Kelompok Hizbullah Lebanon mengaku bertanggung jawab atas rentetan serangan roket dan drone tersebut.
“Itu sebagai tanggapan terhadap serangan Israel terhadap desa-desa di selatan dan rumah-rumah warga sipil,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan hari ini.
Menurut kelompok tersebut, mereka menargetkan pemukiman Meron dan pemukiman sekitarnya dengan puluhan roket Katyusha.
Kelompok paramiliter itu mengatakan pihaknya juga meluncurkan serangan kompleks menggunakan drone peledak dan peluru kendali ke markas komando militer Al Manara dan kumpulan pasukan dari Batalyon 51 Brigade Golani pada Sabtu pagi.
IDF mengatakan pihaknya mencegat proyektil yang masuk dan “menghantam sumber tembakan” di wilayah perbatasan Lebanon.
Pada hari Sabtu, Angkatan Udara Israel melakukan serangkaian serangan di desa Al-Quzah, Markaba, dan Sarbin di Lebanon selatan dengan serangan udara, yang diduga menargetkan infrastruktur militer Hizbullah.
Pada hari Jumat, IDF juga menyerang beberapa bangunan di Kfarkela dan Kfarchouba.
Serangan Israel dilaporkan menewaskan sedikitnya tiga orang, termasuk dua milisi Hizbullah. Media Lebanon melaporkan bahwa 11 orang lainnya, termasuk warga Suriah, terluka dalam serangan tersebut.
Kelompok bersenjata Syiah tersebut telah berulang kali membombardir Israel selatan sejak konflik militer antara Israel dan Hamas pecah pada Oktober lalu.
Pangkalan pengawasan udara Israel yang penting di Gunung Meron juga beberapa kali diserang. Hizbullah sebelumnya menggambarkan pangkalan itu sebagai “satu-satunya pusat administrasi, pemantauan, dan kontrol udara di utara entitas perampas, yang tanpanya Israel tidak memiliki alternatif lain.”
Itu sebagai respons atas serangkaian serangan udara militer Zionis menargetkan Lebanon selatan pada hari sebelumnya.
Dalam video yang beredar online, puluhan roket menghantam Gunung Meron, puncak tertinggi di wilayah Israel di luar Dataran Tinggi Golan, pada Sabtu malam.
Namun, Times of Israel pada Minggu (28/4/2024) melaporkan bahwa pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengeklaim semua roket tersebut dicegat atau jatuh di area terbuka, tanpa ada kerusakan atau korban jiwa yang dilaporkan.
Kelompok Hizbullah Lebanon mengaku bertanggung jawab atas rentetan serangan roket dan drone tersebut.
“Itu sebagai tanggapan terhadap serangan Israel terhadap desa-desa di selatan dan rumah-rumah warga sipil,” kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan hari ini.
Menurut kelompok tersebut, mereka menargetkan pemukiman Meron dan pemukiman sekitarnya dengan puluhan roket Katyusha.
Kelompok paramiliter itu mengatakan pihaknya juga meluncurkan serangan kompleks menggunakan drone peledak dan peluru kendali ke markas komando militer Al Manara dan kumpulan pasukan dari Batalyon 51 Brigade Golani pada Sabtu pagi.
IDF mengatakan pihaknya mencegat proyektil yang masuk dan “menghantam sumber tembakan” di wilayah perbatasan Lebanon.
Pada hari Sabtu, Angkatan Udara Israel melakukan serangkaian serangan di desa Al-Quzah, Markaba, dan Sarbin di Lebanon selatan dengan serangan udara, yang diduga menargetkan infrastruktur militer Hizbullah.
Pada hari Jumat, IDF juga menyerang beberapa bangunan di Kfarkela dan Kfarchouba.
Serangan Israel dilaporkan menewaskan sedikitnya tiga orang, termasuk dua milisi Hizbullah. Media Lebanon melaporkan bahwa 11 orang lainnya, termasuk warga Suriah, terluka dalam serangan tersebut.
Kelompok bersenjata Syiah tersebut telah berulang kali membombardir Israel selatan sejak konflik militer antara Israel dan Hamas pecah pada Oktober lalu.
Pangkalan pengawasan udara Israel yang penting di Gunung Meron juga beberapa kali diserang. Hizbullah sebelumnya menggambarkan pangkalan itu sebagai “satu-satunya pusat administrasi, pemantauan, dan kontrol udara di utara entitas perampas, yang tanpanya Israel tidak memiliki alternatif lain.”
(mas)