Isi Pidato PM India Narendra Modi yang Dicap Ujaran Kebencian terhadap Umat Islam

Jum'at, 26 April 2024 - 13:23 WIB
loading...
A A A
Dalam sebuah postingan di X, dia menambahkan bahwa Modi telah dipengaruhi oleh “nilai-nilai Sangh", merujuk pada Rashtriya Swayamsevak Sangh—sebuah organisasi paramiliter Hindu sayap kanan yang berafiliasi dengan Modi di masa mudanya.

“Dalam sejarah India, tidak ada perdana menteri yang merendahkan martabat jabatannya seperti yang dilakukan Modi,” kata Kharga.

Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR)—organisasi advokasi dan hak-hak sipil Muslim terbesar di Amerika Serikat—juga mengecam pidato Modi dalam sebuah pernyataan yang dibagikan kepada TIME.

“Tidak masuk akal, namun tidak mengejutkan, bahwa pemimpin sayap kanan Hindutva Narendra Modi menargetkan Muslim India dengan cacian yang penuh kebencian dan berbahaya meskipun dia berperan sebagai pemimpin sebuah negara dengan warisan agama yang begitu beragam,” kata Direktur Eksekutif Nasional CAIR, Nihad Awad.

CAIR juga meminta Presiden AS Joe Biden untuk mendeklarasikan India sebagai “Negara yang Sangat Memprihatinkan" atas perlakuan sistematis yang dilakukan India terhadap Muslim India dan kelompok minoritas lainnya.

Modi pernah ditolak masuk ke AS pada tahun 2005 karena kedekatannya dengan pembantaian Gujarat tahun 2002 selama masa jabatannya sebagai menteri utama negara bagian tersebut dari tahun 2001 hingga 2014.

Kerusuhan yang bermuatan agama tersebut menyebabkan lebih dari 1.000 orang terbunuh, sebagian besar dari mereka adalah Muslim.

Modi mengeklaim peran politik utama negaranya pada tahun 2014, dengan fokus pada pembangunan dan antikorupsi. Dia terpilih kembali dengan kemenangan telak pada tahun 2019 dengan agenda yang lebih nasionalis Hindu.

Ujaran kebencian anti-Muslim telah melonjak di India, dengan laporan terbaru dari kelompok penelitian India Hate Lab yang berbasis di Washington yang mencatat 668 kasus pada tahun 2023.

Meskipun terdapat 255 peristiwa yang terjadi pada paruh pertama tahun 2023, angka tersebut meningkat menjadi 413 peristiwa pada paruh kedua tahun ini, atau meningkat sebesar 63%.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1141 seconds (0.1#10.140)