Profil Aharon Haliva, Kepala Intelijen Israel yang Mundur dari Jabatannya Karena Serangan Hamas
loading...
A
A
A
Haliva juga pernah memimpin pangkalan pelatihan Brigade Pasukan Terjun Payung dan Brigade Pasukan Terjun Payung ke-55, serta Brigade Teritorial Efraim dalam operasi kontra-teror dan memimpin Sekolah Calon Perwira IDF (Bahad 1).
Pada tanggal 18 Mei 2011, ia dipromosikan menjadi Brigadir Jenderal dan diangkat menjadi komandan Divisi Pasukan Terjun Payung ke-98. Tiga tahun setelahnya, dia diangkat menjadi kepala divisi operasi di Direktorat Operasi.
Barulah pada tanggal 28 Maret 2016, Haliva dipromosikan menjadi Mayor Jenderal serta diberi jabatan baru sebagai Kepala Direktorat Teknologi dan Logistik.
Jabatan Kepala Direktorat Intelijen sendiri baru diemban olehnya pada 5 Oktober 2021, setelah sebelumnya dia sempat duduki jabatan Kepala Direktorat Operasi sejak tahun 2018.
Baru sekitar tiga tahun menduduki jabatan Direktorat Intelijen, Haliva harus menghadapi masalah besar setelah Hamas mampu menembus pasukan intelijen untuk melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023 lalu.
Sebenarnya, malam sebelum serangan mendadak Hamas terhadap Israel , yang dimulai pada pagi hari tanggal 7 Oktober 2023, Haliva mendapat informasi terbaru tentang aktivitas yang tidak biasa oleh Hamas, namun dia memperkirakan itu adalah latihan dan merekomendasikan menunggu pagi hari sebelum mengambil tindakan.
Hal itulah yang membuat Aharon Haliva merasa sangat bersalah dan memilih mengundurkan diri dari jabatan Kepala Direktorat Intelijen IDF.
Pada tanggal 18 Mei 2011, ia dipromosikan menjadi Brigadir Jenderal dan diangkat menjadi komandan Divisi Pasukan Terjun Payung ke-98. Tiga tahun setelahnya, dia diangkat menjadi kepala divisi operasi di Direktorat Operasi.
Barulah pada tanggal 28 Maret 2016, Haliva dipromosikan menjadi Mayor Jenderal serta diberi jabatan baru sebagai Kepala Direktorat Teknologi dan Logistik.
Jabatan Kepala Direktorat Intelijen sendiri baru diemban olehnya pada 5 Oktober 2021, setelah sebelumnya dia sempat duduki jabatan Kepala Direktorat Operasi sejak tahun 2018.
Baru sekitar tiga tahun menduduki jabatan Direktorat Intelijen, Haliva harus menghadapi masalah besar setelah Hamas mampu menembus pasukan intelijen untuk melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023 lalu.
Sebenarnya, malam sebelum serangan mendadak Hamas terhadap Israel , yang dimulai pada pagi hari tanggal 7 Oktober 2023, Haliva mendapat informasi terbaru tentang aktivitas yang tidak biasa oleh Hamas, namun dia memperkirakan itu adalah latihan dan merekomendasikan menunggu pagi hari sebelum mengambil tindakan.
Hal itulah yang membuat Aharon Haliva merasa sangat bersalah dan memilih mengundurkan diri dari jabatan Kepala Direktorat Intelijen IDF.
(sya)