Sejarah Fasilitas Nuklir di Kota Isfahan Iran, Jadi Target Serangan Israel
loading...
A
A
A
TEHERAN - Kota Isfahan kembali menjadi sorotan karena dugaan serangan terbaru Israel yang menargetkan fasilitas nuklir di sana.
Tak hanya sebagai lokasi fasilitas nuklir, Isfahan ternyata memiliki sejarah yang kaya dan peran penting dalam perkembangan Iran.
Isfahan terletak sekitar 405 kilometer selatan ibu kota Iran, Teheran. Dengan populasi hampir mencapai 2 juta jiwa, Isfahan menjadi kota terpadat ketiga di Iran setelah Teheran dan Mashhad.
Letaknya yang strategis membuatnya menjadi pusat perdagangan dan budaya di wilayah tersebut.
Selain itu, Isfahan dikelilingi pegunungan dan memiliki iklim yang kering dengan musim panas yang panas dan musim dingin yang sejuk.
Isfahan pertama kali berkembang di era kekuasaan Turki Seljuk pada abad ke-11 dan kemudian di bawah dinasti Safavid Persia pada abad ke-16 hingga ke-18.
Selain menjadi ibu kota regional dan provinsi yang penting, Isfahan juga merupakan salah satu pusat arsitektur terpenting di dunia Islam.
Pada tahun 1979, Maydun-e Emam (sebelumnya Maydun-e Shah) di Isfahan ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO.
Arsitektur Safavid yang megah, termasuk Masjid Shah dan Istana Ali Qapu, menjadi bukti kejayaan masa lalu kota ini.
Setelah penaklukan Arab pada tahun 642, kota ini dikenal dengan nama Esfahan atau Isfahan dan menjadi ibu kota provinsi Al-Jibal.
Di era kepemimpinan Toghril Beg, penakluk Turki dan pendiri dinasti Seljuk, pada pertengahan abad ke-11, Isfahan berkembang pesat.
Masa keemasan Isfahan dimulai pada 1598, ketika Shah Abbas I dari dinasti Safavid menjadikannya ibu kota dan membangunnya kembali menjadi salah satu kota terbesar dan terindah di abad ke-17.
Jalan-jalan yang luas, taman-taman yang indah, dan jembatan-jembatan yang megah menghiasi kota ini.
Isfahan juga memiliki peran dalam program nuklir Iran. Natanz, yang terletak sekitar 120 kilometer dari Isfahan.
Kota ini menjadi pusat perhatian dunia karena fasilitas nuklirnya yang memungkinkan pengayaan uranium hingga tingkat senjata atom.
Serangan sabotase dan upaya penghancuran fasilitas ini telah menjadi bagian dari dinamika konflik yang melibatkan Iran dan negara-negara lain, terutama Israel.
Meskipun kontroversial, peran Isfahan dalam bidang nuklir menunjukkan kompleksitas dan tantangan yang dihadapi oleh kota ini dalam konteks geopolitik global.
Meskipun ada kekhawatiran terkait serangan terhadap fasilitas nuklir di Isfahan, beberapa laporan menunjukkan Iran telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi kota dan fasilitas nuklirnya.
Komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Brigadir Jenderal Ahmad Hagtalab, mengonfirmasi bahwa fasilitas nuklir Iran sepenuhnya aman dan tidak menjadi target dugaan serangan Israel terbaru.
Stasiun televisi pemerintah Iran juga menyatakan fasilitas nuklir di Provinsi Isfahan aman.
Iran juga telah mengambil langkah untuk mengembangkan rudal darat ke udara sebagai upaya mencegah serangan udara terhadap fasilitas nuklirnya.
Teheran berusaha memperkuat pertahanannya melalui pengembangan teknologi rudal untuk menghadapi ancaman Israel dan sekutu Baratnya.
Tak hanya sebagai lokasi fasilitas nuklir, Isfahan ternyata memiliki sejarah yang kaya dan peran penting dalam perkembangan Iran.
Lokasi dan Populasi
Isfahan terletak sekitar 405 kilometer selatan ibu kota Iran, Teheran. Dengan populasi hampir mencapai 2 juta jiwa, Isfahan menjadi kota terpadat ketiga di Iran setelah Teheran dan Mashhad.
Letaknya yang strategis membuatnya menjadi pusat perdagangan dan budaya di wilayah tersebut.
Selain itu, Isfahan dikelilingi pegunungan dan memiliki iklim yang kering dengan musim panas yang panas dan musim dingin yang sejuk.
Sejarah Awal
Isfahan pertama kali berkembang di era kekuasaan Turki Seljuk pada abad ke-11 dan kemudian di bawah dinasti Safavid Persia pada abad ke-16 hingga ke-18.
Selain menjadi ibu kota regional dan provinsi yang penting, Isfahan juga merupakan salah satu pusat arsitektur terpenting di dunia Islam.
Pada tahun 1979, Maydun-e Emam (sebelumnya Maydun-e Shah) di Isfahan ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO.
Arsitektur Safavid yang megah, termasuk Masjid Shah dan Istana Ali Qapu, menjadi bukti kejayaan masa lalu kota ini.
Berkembang Pesat
Setelah penaklukan Arab pada tahun 642, kota ini dikenal dengan nama Esfahan atau Isfahan dan menjadi ibu kota provinsi Al-Jibal.
Di era kepemimpinan Toghril Beg, penakluk Turki dan pendiri dinasti Seljuk, pada pertengahan abad ke-11, Isfahan berkembang pesat.
Masa keemasan Isfahan dimulai pada 1598, ketika Shah Abbas I dari dinasti Safavid menjadikannya ibu kota dan membangunnya kembali menjadi salah satu kota terbesar dan terindah di abad ke-17.
Jalan-jalan yang luas, taman-taman yang indah, dan jembatan-jembatan yang megah menghiasi kota ini.
Fasilitas Nuklir
Isfahan juga memiliki peran dalam program nuklir Iran. Natanz, yang terletak sekitar 120 kilometer dari Isfahan.
Kota ini menjadi pusat perhatian dunia karena fasilitas nuklirnya yang memungkinkan pengayaan uranium hingga tingkat senjata atom.
Serangan sabotase dan upaya penghancuran fasilitas ini telah menjadi bagian dari dinamika konflik yang melibatkan Iran dan negara-negara lain, terutama Israel.
Meskipun kontroversial, peran Isfahan dalam bidang nuklir menunjukkan kompleksitas dan tantangan yang dihadapi oleh kota ini dalam konteks geopolitik global.
Perlindungan Penuh
Meskipun ada kekhawatiran terkait serangan terhadap fasilitas nuklir di Isfahan, beberapa laporan menunjukkan Iran telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi kota dan fasilitas nuklirnya.
Komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Brigadir Jenderal Ahmad Hagtalab, mengonfirmasi bahwa fasilitas nuklir Iran sepenuhnya aman dan tidak menjadi target dugaan serangan Israel terbaru.
Stasiun televisi pemerintah Iran juga menyatakan fasilitas nuklir di Provinsi Isfahan aman.
Iran juga telah mengambil langkah untuk mengembangkan rudal darat ke udara sebagai upaya mencegah serangan udara terhadap fasilitas nuklirnya.
Teheran berusaha memperkuat pertahanannya melalui pengembangan teknologi rudal untuk menghadapi ancaman Israel dan sekutu Baratnya.
(sya)