Eks Presiden Rusia Dmitry Medvedev Sebut AS Bajingan

Minggu, 21 April 2024 - 12:54 WIB
loading...
Eks Presiden Rusia Dmitry Medvedev Sebut AS Bajingan
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev lontarkan makian kasar kepada Amerika Serikat. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev melontarkan makian kasar kepada Amerika Serikat (AS) dengan menyebutnya “bastard” atau “bajingan”. Itu karena Parlemen Amerika menyetujui paket bantuan militer baru untuk Ukraina senilai USD61 miliar.

Menurut Medvedev, bantuan militer baru tidak akan menghentikan pasukan Rusia di Ukraina.

Setelah berbulan-bulan tertunda dan perselisihan politik, Parlemen AS akhirnya menyetujui paket bantuan militer baru untuk Ukraina, yang pasukannya mengalami kemunduran di medan perang karena kekurangan amunisi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berterima kasih kepada legislator Amerika atas dukungan mereka.

Mengutip Russia Today, Minggu (21/4/2024), Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, berpendapat: ”Suara para bajingan Amerika yang gembira hanya akan memperpanjang pertempuran dan meningkatkan jumlah korban perang ini.”



“Jelas, kami akan menang, terlepas dari banyaknya uang yang dikucurkan ke industri pertahanan [Amerika] yang tak pernah puas. Kekuatan dan kebenaran ada di pihak kami,” tulis Medvedev di Telegram, menyebut AS sebagai “kerajaan kejahatan tercela di abad ke-21.”

Para anggota Parlemen dari Partai Republik telah menolak rancangan undang-undang (RUU) bantuan Ukraina, sambil berharap dapat menekan Gedung Putih untuk menindak masuknya migrasi ilegal melintasi perbatasan dengan Meksiko.

Beberapa anggota Parlemen juga menuduh Presiden Joe Biden tidak memiliki strategi yang jelas untuk mengakhiri konflik antara Ukraina dan Rusia.

Zelensky telah memperingatkan bahwa Ukraina akan kalah jika Kongres AS gagal menyetujui bantuan tambahan.

Menyusul kritik dari Kyiv dan sekutu Amerika di Eropa, Ketua Parlemen Amerika Mike Johnson memutuskan untuk melakukan pemungutan suara pada RUU tersebut pekan lalu, dengan menyatakan bahwa Rusia adalah bagian dari “poros kejahatan” yang baru.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1429 seconds (0.1#10.140)