Bentrok Jelang Pemilu di Bangladesh, 2 Tewas dan Belasan Luka

Rabu, 12 Desember 2018 - 16:21 WIB
Bentrok Jelang Pemilu di Bangladesh, 2 Tewas dan Belasan Luka
Bentrok Jelang Pemilu di Bangladesh, 2 Tewas dan Belasan Luka
A A A
DHAKA - Bentrokan politik pecah di Bangladesh, menyebabkan dua pekerja kampanye tewas dan melukai puluhan lainnya. Bentrokan ini pecah di tengah ketegangan yang melonjak sebelum pemilihan umum pada 30 Desember.

Perdana Menteri Sheikh Hasina dari Partai Liga Awami yang berkuasa sedang mencari masa jabatan ketiga berturut-turut saat kampanye pemilihan resmi berlangsung pada Senin.

Saingannya, Khaleda Zia, yang memimpin oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), dipenjara setelah dinyatakan bersalah atas dakwaan yang dikatakannya bermotif politik.

BNP memboikot pemilu terakhir, pada tahun 2014 karena menudingnya tidak adil, tetapi mengatakan akan mengambil bagian saat ini. BNP pun mencari kelompok pemantau internasional yang diyakini akan cacat.

Pihak kepolisian mengatakan para pekerja dari kedua belah pihak bentrok di dua distrik di luar Ibu Kota Dhaka sehingga dua orang juru kampanye Liga Awami tewas.

Polisi di distrik Noakhali dan Faridpur mengatakan, penyelidikan telah dilakukan terhadap 45 orang dan diperkiraka lebih banyak penangkapan.

"Petugas yang kembali telah mengadakan pertemuan kedua pihak untuk menghindari insiden seperti itu di masa depan," kata inspektur polisi di Noakhali, Elias Sharif, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/12/2018).

Jurubicara Awami League, Hasan Mahmud, menuduh BNP mencoba menggagalkan lingkungan yang damai dan menyerang para pendukungnya.

Namun BNP membantah tuduhan itu dan mengatakan setidaknya 200 pendukungnya terluka. Sebaliknya, BNP menuduh para pekerja Liga Awami menyerang iring-iringan mobil sekretaris jenderal BNP, yang kemudian tuduhan itu dibantah oleh Hasan.

Pemilu di Bangladesh biasanya dirusak oleh kekerasan, tetapi ketegangan sangat tinggi selama musim kampanye ini. BNP mengatakan sejumlah pekerjanya telah ditahan dalam beberapa bulan terakhir atas tuduhan fiktif.

Hasina dan Khaleda, yang di antara mereka telah memerintah Bangladesh selama lebih dari dua dekade, adalah musuh bebuyutan, dan BNP mengatakan pemimpinnya telah dipenjara atas tuduhan-tuduhan palsu untuk menjauhkannya dari politik.

Sementara BNP telah bergabung dengan partai-partai oposisi yang lebih kecil untuk membentuk Front Nasional Serikat, namun aliansi tersebut tidak memiliki calon yang jelas untuk perdana menteri. Para pengacara BNP masih bekerja untuk pembebasan Khaleda sebelum 30 Desember.

"Para pendukung dan pekerja Liga Awami putus asa untuk menjauhkan kita dari pemilihan karena mereka sedang mempertimbangkan kekalahan besar,” kata Ruhul Kabir Rizvi, sekretaris jenderal senior BNP.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4192 seconds (0.1#10.140)