Israel Hendak Serang Iran, tapi Tiba-tiba Membatalkannya
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Israel sudah berencana untuk melakukan serangan terhadap Iran sebagai pembalasan atas serangan Teheran yang belum pernah terjadi sebelumnya pada akhir pekan lalu. Namun rezim Zionis tiba-tiba membatalkan rencana tersebut.
Iran telah meluncurkan serangan lebih dari 300 drone dan rudal terhadap Israel selama akhir pekan, yang diklaim Zionis hanya menyebabkan sedikit kerusakan setelah sebagian besar proyektil berhasil dicegat dengan bantuan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk menanggapi serangan Teheran tersebut, sehingga mendorong kekuatan global, termasuk sekutu utamanya; Amerika Serikat, untuk menyerukan pengendalian diri guna menghindari eskalasi lebih lanjut atau dampak regional dari perang yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di Gaza.
Stasiun penyiaran publik Israel, Kan, melaporkan bahwa setelah berdiskusi dengan Presiden AS Joe Biden, Netanyahu memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana serangan balasan terhadap Iran yang telah diatur sebelumnya.
“Sensitivitas diplomatik ikut berperan,” kata seorang pejabat senior Israel yang tidak mau disebutkan namanya kepada Kan, seraya menambahkan bahwa akan ada respons, namun akan berbeda dari rencana awal.
Mengutip tiga sumber Israel yang tidak disebutkan namanya, ABC News melaporkan: “Israel bersiap dan kemudian membatalkan serangan balasan terhadap Iran setidaknya dua malam dalam seminggu terakhir.”
Di antara berbagai kemungkinan reaksi yang dipertimbangkan oleh kabinet perang Israel adalah pilihan untuk menyerang proksi Iran di wilayah lain atau melakukan serangan siber, kata sumber tersebut kepada ABC News, Kamis (18/4/2024).
Pada rapat kabinet pada hari Senin, para pejabat Israel mempertimbangkan untuk memberikan izin kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk melakukan serangan terhadap Iran. ”Namun, untuk alasan operasional, memutuskan untuk tidak melanjutkannya,” kata dua pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya kepada Axios.
Kelompok bersenjata yang didukung Iran di seluruh wilayah telah melakukan serangan sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober 2023.
Serangan gencar Teheran pada akhir pekan, yang merupakan serangan langsung pertamanya di tanah Israel, terjadi sebagai respons terhadap serangan mematikan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April yang secara luas disalahkan pada Israel.
Washington dan Brussels telah berjanji untuk meningkatkan sanksi terhadap Iran. Sedangkan Presiden Iran Ebrahim Raisi telah memperingatkan “respons yang keras” terhadap setiap terhadap Republik Islam.
Menanggapi tekanan diplomatik, termasuk dari pendukung utama militer Washington, Netanyahu pada hari Rabu menegaskan Israel akan membuat keputusannya sendiri. “Dan melakukan apa yang diperlukan untuk mempertahankan diri,” katanya.
Iran telah meluncurkan serangan lebih dari 300 drone dan rudal terhadap Israel selama akhir pekan, yang diklaim Zionis hanya menyebabkan sedikit kerusakan setelah sebagian besar proyektil berhasil dicegat dengan bantuan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk menanggapi serangan Teheran tersebut, sehingga mendorong kekuatan global, termasuk sekutu utamanya; Amerika Serikat, untuk menyerukan pengendalian diri guna menghindari eskalasi lebih lanjut atau dampak regional dari perang yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di Gaza.
Stasiun penyiaran publik Israel, Kan, melaporkan bahwa setelah berdiskusi dengan Presiden AS Joe Biden, Netanyahu memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana serangan balasan terhadap Iran yang telah diatur sebelumnya.
“Sensitivitas diplomatik ikut berperan,” kata seorang pejabat senior Israel yang tidak mau disebutkan namanya kepada Kan, seraya menambahkan bahwa akan ada respons, namun akan berbeda dari rencana awal.
Mengutip tiga sumber Israel yang tidak disebutkan namanya, ABC News melaporkan: “Israel bersiap dan kemudian membatalkan serangan balasan terhadap Iran setidaknya dua malam dalam seminggu terakhir.”
Di antara berbagai kemungkinan reaksi yang dipertimbangkan oleh kabinet perang Israel adalah pilihan untuk menyerang proksi Iran di wilayah lain atau melakukan serangan siber, kata sumber tersebut kepada ABC News, Kamis (18/4/2024).
Pada rapat kabinet pada hari Senin, para pejabat Israel mempertimbangkan untuk memberikan izin kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk melakukan serangan terhadap Iran. ”Namun, untuk alasan operasional, memutuskan untuk tidak melanjutkannya,” kata dua pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya kepada Axios.
Kelompok bersenjata yang didukung Iran di seluruh wilayah telah melakukan serangan sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober 2023.
Serangan gencar Teheran pada akhir pekan, yang merupakan serangan langsung pertamanya di tanah Israel, terjadi sebagai respons terhadap serangan mematikan terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April yang secara luas disalahkan pada Israel.
Washington dan Brussels telah berjanji untuk meningkatkan sanksi terhadap Iran. Sedangkan Presiden Iran Ebrahim Raisi telah memperingatkan “respons yang keras” terhadap setiap terhadap Republik Islam.
Menanggapi tekanan diplomatik, termasuk dari pendukung utama militer Washington, Netanyahu pada hari Rabu menegaskan Israel akan membuat keputusannya sendiri. “Dan melakukan apa yang diperlukan untuk mempertahankan diri,” katanya.
(mas)