Aksi Militer atau Sanksi pada Iran Bisa Jadi Bumerang bagi AS dan Sekutu Barat

Rabu, 17 April 2024 - 06:53 WIB
loading...
A A A
Membatasi ekspor minyak Iran mungkin menjadi bumerang bagi pemerintahan Biden. Dengan tidak adanya pengganti segera atas minyak Iran yang mungkin hilang, terutama karena anggota OPEC+ telah memutuskan untuk terus mengurangi produksi dan ekspor untuk sementara waktu, hal ini mungkin akan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap pasar.

Selain itu, perekonomian China yang bullish dan permintaan energi yang tinggi hanya memperburuk situasi ini, karena setiap penurunan pasokan minyak kemungkinan besar akan menyebabkan lonjakan harga secara tiba-tiba.

Para ahli memperingatkan karena China adalah salah satu konsumen terbesar minyak mentah Iran, mereka tidak punya pilihan selain bersaing ketat untuk mendapatkan minyak dari sumber lain jika ekspor Iran terhambat. Hal ini berpotensi menyebabkan ketidakstabilan lebih lanjut di pasar minyak global.

“Faktor China mendapat dorongan besar kemarin ketika diumumkan bahwa ekonomi Tiongkok tumbuh sebesar 5,3% pada kuartal pertama tahun 2024, mengalahkan proyeksi mereka sendiri sebesar 5,0%,” papar Salameh. “Faktor yang sangat bullish ini akan menambah sentimen bullish terhadap permintaan minyak global yang didukung fundamental yang kuat, permintaan yang kuat, dan pasar yang semakin ketat."

Terlepas dari semua upaya yang dilakukan, pemerintahan Biden kemungkinan besar tidak akan mengambil tindakan signifikan terhadap Iran, menurut Michael Rothman, presiden dan pendiri Cornerstone Analytics, konsultan berbasis di AS yang berfokus pada penelitian energi makro.

“Bagi saya, kemungkinan ini hampir nol mengingat Pemerintahan Biden sebenarnya telah melonggarkan langkah-langkah kepatuhan AS terhadap sanksi yang ada terhadap Iran yang, pada kenyataannya, memungkinkan ekspor minyak negara tersebut meningkat selama setahun terakhir,” ungkap Rothman kepada Sputnik.

Potensi permasalahan lain yang dapat timbul akibat kenaikan harga minyak adalah risiko peningkatan inflasi.

Hal ini, pada gilirannya, dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di negara-negara Barat dan mengakibatkan tertundanya penurunan suku bunga oleh bank sentral negara-negara Barat.

Dalam situasi seperti ini, tindakan militer atau ekonomi apa pun yang dilakukan Israel atau negara-negara NATO terhadap Iran akan penuh dengan risiko besar.
(sya)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1425 seconds (0.1#10.140)