5 Fakta Hubungan Mesra Yordania-Israel, Pernah Akan Lakukan Perjanjian Damai Diam-diam
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hubungan Yordania-Israel telah menjadi sorotan setelah pecahnya konflik antara Zionis dan Hamas di Gaza sejak 7 Okober 2023. Sebenarnya hubungan kedua negara ini bisa dibilang masih jauh dari kata rukun, terlebih jika muncul konflik di wilayah Tepi Barat.
Dilansir dari The New Arab, gesekan dalam hubungan Yordania-Israel telah memanas secara drastis sejak 7 Oktober. Bahkan bisa dibilang jika Yordania yang paling keras mengutuk Israel dari negara-negara Arab lain.
Raja Abdullah II telah mengeluarkan peringatan mengenai tindakan Israel yang berisiko menyebabkan regionalisasi lebih lanjut dan internasionalisasi konflik tersebut. Raja Yordania itu juga menolak rencana Israel untuk menduduki kembali Gaza.
Meski saat ini hubungan kedua negara tengah memanas, rupanya Yordania dan Israel sempat memiliki kerukunan, terlebih ketika Yordania menandatangani perjanjian damai yang dimuat dalam Perjanjian Wadi Araba di tahun 1994. Berikut ini beberapa fakta tentang hubungan Yordania-Israel.
Hubungan kedua negara diatur dalam perjanjian perdamaian Israel-Yordania pada tahun 1994, yang secara resmi mengakhiri perang yang telah terjadi antara kedua negara sejak berdirinya Negara Israel pada tahun 1948.
Perjanjian tersebut juga menentukan hubungan diplomatik antar kedua negara. Meski begitu, Yordania selalu memberikan ancaman akan membatalkan perjanjian ini setiap terjadi konflik antara Israel dan Palestina.
Meskipun Yordania secara konsisten mengikuti kebijakan anti-Zionis sejak 1948 dan 1994, mereka memilih untuk menjalin hubungan dengan Israel karena kedekatan geografis kedua negara dan almarhum Raja Hussein yang berorientasi pada Barat kala itu.
Para penulis memoar dan analis politik telah mengidentifikasi sejumlah komunikasi "saluran belakang" dan kadang-kadang rahasia antara kedua negara. Hal tersebut sering kali menghasilkan akomodasi tertentu bahkan selama masa perang.
Pada tahun 1970 Raja Hussein mengobarkan perang September Hitam melawan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang akhirnya mendepak organisasi tersebut dan ribuan warga Palestina, yang mengancam pemerintahannya.
Selama September Hitam, pasukan Suriah menyerbu kerajaan tersebut, mengancam akan semakin mengguncang stabilitas rezim. Tindakan ini lantas membuat Israel mengerahkan pasukannya untuk memukul mundur Suriah.
Dilansir dari The New Arab, gesekan dalam hubungan Yordania-Israel telah memanas secara drastis sejak 7 Oktober. Bahkan bisa dibilang jika Yordania yang paling keras mengutuk Israel dari negara-negara Arab lain.
Raja Abdullah II telah mengeluarkan peringatan mengenai tindakan Israel yang berisiko menyebabkan regionalisasi lebih lanjut dan internasionalisasi konflik tersebut. Raja Yordania itu juga menolak rencana Israel untuk menduduki kembali Gaza.
Meski saat ini hubungan kedua negara tengah memanas, rupanya Yordania dan Israel sempat memiliki kerukunan, terlebih ketika Yordania menandatangani perjanjian damai yang dimuat dalam Perjanjian Wadi Araba di tahun 1994. Berikut ini beberapa fakta tentang hubungan Yordania-Israel.
5 Fakta Hubungan Mesra Yordania-Israel
1. Perjanjian 1948
Hubungan kedua negara diatur dalam perjanjian perdamaian Israel-Yordania pada tahun 1994, yang secara resmi mengakhiri perang yang telah terjadi antara kedua negara sejak berdirinya Negara Israel pada tahun 1948.
Perjanjian tersebut juga menentukan hubungan diplomatik antar kedua negara. Meski begitu, Yordania selalu memberikan ancaman akan membatalkan perjanjian ini setiap terjadi konflik antara Israel dan Palestina.
2. Yordania Memilih Pragmatis
Meskipun Yordania secara konsisten mengikuti kebijakan anti-Zionis sejak 1948 dan 1994, mereka memilih untuk menjalin hubungan dengan Israel karena kedekatan geografis kedua negara dan almarhum Raja Hussein yang berorientasi pada Barat kala itu.
Para penulis memoar dan analis politik telah mengidentifikasi sejumlah komunikasi "saluran belakang" dan kadang-kadang rahasia antara kedua negara. Hal tersebut sering kali menghasilkan akomodasi tertentu bahkan selama masa perang.
3. Yordania Pernah Melawan PLO
Pada tahun 1970 Raja Hussein mengobarkan perang September Hitam melawan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang akhirnya mendepak organisasi tersebut dan ribuan warga Palestina, yang mengancam pemerintahannya.
Selama September Hitam, pasukan Suriah menyerbu kerajaan tersebut, mengancam akan semakin mengguncang stabilitas rezim. Tindakan ini lantas membuat Israel mengerahkan pasukannya untuk memukul mundur Suriah.