Jenderal Tertinggi Israel Janjikan Respons atas Serangan Iran, tapi...
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Herzi Halevi berjanji akan memberikan respons atas serangan ratusan drone dan rudal Iran terhadap negara Yahudi tersebut.
Mengutip Jerusalem Post, Selasa (16/4/2024), kabinet perang Israel telah memutuskan tindakan yang jelas dan tegas menyusul serangan Iran pada hari Sabtu lalu. Namun, respons yang diberikan militer Zionis harus sesuai dengan keinginan Amerika Serikat (AS).
Seperti diketahui, Iran meluncurkan rentetan rudal jelajah dan balistik, serta drone, sebagai pembalasan atas pengeboman konsulatnya di Damaskus, Suriah awal bulan ini yang menewaskan beberapa perwira senior Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
IDF mengatakan bahwa mereka menembak jatuh sebagian besar proyektil yang masuk, dengan bantuan AS, Inggris, Prancis, Yordania, dan lainnya.
“Peluncuran begitu banyak rudal, rudal jelajah, dan UAV ke wilayah Negara Israel akan direspons dengan baik,” kata Halevi, sang jenderal tertinggi Zionis.
Halevi berbicara dari Pangkalan Udara Nevatim dekat Beersheba, salah satu lokasi yang terkena serangan Iran. IDF mengeklaim hanya kerusakan kecil pada fasilitas tersebut, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
“Iran ingin merusak kemampuan strategis Negara Israel—ini adalah sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Halevi, seraya menambahkan bahwa IDF telah mempersiapkan "Operasi Perisai Besi" untuk melawan serangan tersebut.
“Israel sangat kuat dan tahu bagaimana menghadapinya sendirian, namun dengan ancaman yang begitu banyak dan sangat jauh, kami selalu senang jika [AS] bersama kami,” imbuh Halevi.
Sementara itu, kabinet perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah setuju untuk mengambil tindakan sebagai respons terhadap Teheran, seperti yang dilaporkan media terkemuka Israel, Mako, pada Senin malam.
Menurut publikasi tersebut, pembalasan tersebut harus dapat diterima oleh AS dan mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Washington, serta diukur sedemikian rupa agar tidak membuat kawasan ini menjadi perang.
Masalah lain yang muncul adalah perlunya untuk tidak merusak koalisi ad hoc yang dibentuk untuk mengusir serangan Iran, termasuk Yordania dan bahkan Arab Saudi. Baik Halevi maupun Menteri Pertahanan Yoav Galant bersikeras bahwa dalam keadaan apa pun dilarang untuk membahayakan koalisi.
Teheran telah mengumumkan bahwa mereka akan merespons dalam hitungan detik jika Israel memutuskan untuk melancarkan segala bentuk serangan terhadap Iran.
Mengutip Jerusalem Post, Selasa (16/4/2024), kabinet perang Israel telah memutuskan tindakan yang jelas dan tegas menyusul serangan Iran pada hari Sabtu lalu. Namun, respons yang diberikan militer Zionis harus sesuai dengan keinginan Amerika Serikat (AS).
Seperti diketahui, Iran meluncurkan rentetan rudal jelajah dan balistik, serta drone, sebagai pembalasan atas pengeboman konsulatnya di Damaskus, Suriah awal bulan ini yang menewaskan beberapa perwira senior Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
IDF mengatakan bahwa mereka menembak jatuh sebagian besar proyektil yang masuk, dengan bantuan AS, Inggris, Prancis, Yordania, dan lainnya.
“Peluncuran begitu banyak rudal, rudal jelajah, dan UAV ke wilayah Negara Israel akan direspons dengan baik,” kata Halevi, sang jenderal tertinggi Zionis.
Halevi berbicara dari Pangkalan Udara Nevatim dekat Beersheba, salah satu lokasi yang terkena serangan Iran. IDF mengeklaim hanya kerusakan kecil pada fasilitas tersebut, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
“Iran ingin merusak kemampuan strategis Negara Israel—ini adalah sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Halevi, seraya menambahkan bahwa IDF telah mempersiapkan "Operasi Perisai Besi" untuk melawan serangan tersebut.
“Israel sangat kuat dan tahu bagaimana menghadapinya sendirian, namun dengan ancaman yang begitu banyak dan sangat jauh, kami selalu senang jika [AS] bersama kami,” imbuh Halevi.
Sementara itu, kabinet perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah setuju untuk mengambil tindakan sebagai respons terhadap Teheran, seperti yang dilaporkan media terkemuka Israel, Mako, pada Senin malam.
Menurut publikasi tersebut, pembalasan tersebut harus dapat diterima oleh AS dan mematuhi aturan yang ditetapkan oleh Washington, serta diukur sedemikian rupa agar tidak membuat kawasan ini menjadi perang.
Masalah lain yang muncul adalah perlunya untuk tidak merusak koalisi ad hoc yang dibentuk untuk mengusir serangan Iran, termasuk Yordania dan bahkan Arab Saudi. Baik Halevi maupun Menteri Pertahanan Yoav Galant bersikeras bahwa dalam keadaan apa pun dilarang untuk membahayakan koalisi.
Teheran telah mengumumkan bahwa mereka akan merespons dalam hitungan detik jika Israel memutuskan untuk melancarkan segala bentuk serangan terhadap Iran.
(mas)