Rusia Kirim Instruktur dan Peralatan Militer ke Niger

Jum'at, 12 April 2024 - 22:22 WIB
loading...
Rusia Kirim Instruktur...
Rusia mengirim peralatan militer dan instruktur ke Niger. Foto/Radio Television du Niger
A A A
MOSKOW - Sebuah pesawat kargo militer Rusia telah mengangkut tim instruktur dan berbagai peralatan untuk membantu tentara Niger dalam pelatihan kontraterorisme.

Para instruktur Rusia tiba di negara itu pada Rabu malam (10/4/2024). Itu dilaporkan lembaga penyiaran publik Radio Television du Niger (RTN) pada Kamis (11/4/2024) dengan menayangkan rekaman pesawat militer yang sedang membongkar muatan.

“Kami di sini untuk melatih tentara Niger... untuk mengembangkan kerja sama militer antara Rusia dan Niger,” kata seorang pria berkamuflase kepada RTN.

“Kami memiliki banyak pengalaman dalam memerangi terorisme. Dan kami di sini untuk berbagi pengalaman ini dengan teman-teman kami,” kata pakar Rusia lainnya kepada Sputnik.

“Korps Afrika di sini akan membangun hubungan dan bersama-sama membentuk serta melatih tentara Niger,” tambahnya. “Kami membawa serta basis pendidikan dan materi untuk pelatihan berbagai spesialis.”



Kementerian Pertahanan Rusia belum mengkonfirmasi ruang lingkup misi tersebut, namun RTN mengklaim dalam sebuah posting Facebook bahwa instruktur juga akan memasang sistem pertahanan udara di Niger.

Pemimpin transisi Niger, Abdourahamane Tchiani, dan Presiden Rusia Vladimir Putin berkomitmen untuk mengoordinasikan upaya memerangi terorisme di wilayah Sahel bulan lalu. Menurut Kremlin, masalah ini dibahas ketika pemimpin negara Afrika Barat itu menelepon Putin untuk menyatakan solidaritasnya kepada Moskow menyusul serangan teroris di Balai Kota Crocus di luar ibu kota Rusia.

Sejak mengambil alih kekuasaan setelah tergulingnya Presiden pro-Barat Mohamed Bazoum tahun lalu, kepemimpinan baru di Niamey telah mengambil tindakan untuk memutuskan hubungan dengan mantan mitranya, dengan alasan kegagalan mereka dalam meredam kekerasan jihadis di Sahel, yang menjadi tujuan keterlibatan mereka.

Prancis menyelesaikan penarikan pasukannya dari Niger pada bulan Desember setelah Niamey memerintahkan mereka untuk pergi, menuduh bekas kekuatan kolonial tersebut melakukan campur tangan internal.

Namun Washington telah mengesampingkan pelepasan diri dari Niger untuk saat ini, bahkan setelah Niamey mencabut perjanjian dengan AS pada 16 Maret yang mengizinkan sekitar 1.000 tentara Amerika dan kontraktor sipil untuk beroperasi di negara yang terkurung daratan tersebut.

(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1712 seconds (0.1#10.140)