Pakistan Tangkap 300 Pendukung Ulama Radikal yang Demo Penistaan Agama

Sabtu, 24 November 2018 - 17:01 WIB
Pakistan Tangkap 300...
Pakistan Tangkap 300 Pendukung Ulama Radikal yang Demo Penistaan Agama
A A A
ISLAMABAD - Aparat polisi di Pakistan menangkap sekitar 300 pendukung ulama Islam radikal, Khadim Hussain Rizvi. Ulama yang juga pemimpin Partai Tehreek-e-Labbaik (TLP) itu dianggap sebagai dalang demonstrasi nasional untuk menentang pembebasan Asia Bibi, wanita non-Muslim yang ditudduh menista agama.

Pentolan TLP itu sudah ditangkap lebih dulu pada Jumat malam di Lahore. Demo besar-besaran untuk menentang putusan Mahkamah Agung yang membebaskan Asia Bibi itu dianggap pemerintah sudah mengganggu ketertiban dan kehidupan sehari-hari masyarakat Islamabad.

Petugas polisi senior setempat, Tahir Mahmood, pada hari Sabtu (24/11/2018) mengatakan para pendukung TLP ditangkap di provinsi Punjab setelah penangkapan pemimpinnya.

Polisi juga menangkap sejumlah pendukung Rizvi saat mereka turun ke jalan untuk memprotes penangkapannya semalam.

Pendukung Rizvi gencar mengadakan demonstrasi yang diwarnai kekerasan untuk menentang pembebasan Asia Bibi oleh Mahkamah Agung pada 31 Oktober lalu. Ulama radikal itu sudah menyerukan pendukungnya untuk demo besar-besaran pada hari Minggu besok di Islamabad, Ibu Kota Pakistan.

Partai sayap kanan pimpinan Rizvi sering mengancam akan membunuh siapa saja yang menghina Islam atau yang menentang undang-undang penistaan agama.

Sebelumnya, penangkapan terhadap pentolan TLP itu telah dikonfirmasi putranya; Saad Rizvi. Menurutnya, ayahnya dibawa pergi aparat keamanan pada hari Jumat dalam penggerebekan malam hari di sekolah agama di timur kota Lahore.

"Polisi menyerbu sekolah kami dan menangkap pemimpin kami yang terhormat," kata Saad Rizvi kepada Reuters.

TLP, dalam sebuah pernyataan, mengatakan bahwa Rizvi ditangkap bersama dengan sejumlah pendukungnya.

Dalam sebuah tweet, Menteri Informasi Pakistan Fawad Chaudhry mengatakan Rizvi telah dibawa ke sebuah tempat perlindungan.

"Tindakan itu didorong oleh penolakan TLP untuk menarik seruan protesnya pada 25 November. Ini untuk menjaga kehidupan publik, properti dan ketertiban," katanya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4743 seconds (0.1#10.140)