Lieberman Klaim Banyak Negara Arab Berteman dengan Israel

Kamis, 22 November 2018 - 06:40 WIB
Lieberman Klaim Banyak Negara Arab Berteman dengan Israel
Lieberman Klaim Banyak Negara Arab Berteman dengan Israel
A A A
TEL AVIV - Mantan Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, memuji dampak upaya diplomatik dan ekonomi Israel untuk berteman dengan negara-negara Arab. Hal itu diungkapkan Lieberman tepat setelah ia mengundurkan diri karena serangan militer yang gagal ke Palestina.

Dalam sebuah wawancara, Lieberman mengungkapkan upaya Israel untuk menormalkan hubungan tegangnya dengan negara-negara Arab di sekitarnya.

Berbicara kepada Jerusalem Post, mantan menteri itu mengatakan bahwa negara-negara Muslim mulai melihat Israel sebagai solusi, bukan masalah.

"Negara-negara Sunni memahami bahwa Israel bukanlah masalahnya, itu solusinya," kata Lieberman.

"Israel saat ini adalah pemain paling serius di kawasan ini, pemain besar lainnya datang dari luar. Kami adalah bagian dari Timur Tengah dan kami adalah mitra yang dapat diandalkan. Pembagian nyata di Timur Tengah bukan di antara agama-agama, tetapi antara radikal dan moderat," paparnya seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (22/11/2018).

Komentar Lieberman datang karena beberapa negara - Turki, Arab Saudi dan Iran - berusaha memperluas pengaruh mereka atas kawasan Timur Tengah.

Sebagian besar negara-negara Arab di wilayah ini didominasi oleh Muslim Sunni. Israel telah mengirim pejabat ke negara-negara itu baru-baru ini, mencoba untuk mempromosikan proyek-proyek investasi besar termasuk kunjungan bersejarah Perdana Menteri Netanyahu sendiri ke Oman awal tahun ini.

Sebagian, ini adalah konsekuensi dari tekanan Gedung Putih terhadap Tel Aviv, ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berusaha untuk memecahkan krisis Palestina-Israel, yang menjadi tujuannya selama kampanye pemilunya. Dalam perubahan strategi, Israel dilaporkan beralih untuk membangun hubungan dengan orang Arab guna mendapatkan pengakuan politik di kalangan umat Islam.

Di sisi lain, ini mungkin dilihat sebagai strategi untuk melawan pengaruh Iran yang terus tumbuh, yang bisa dibilang merupakan negara Syiah yang paling kuat di kawasan itu.

Baru-baru ini, Israel telah mengalami perpecahan politik antara Perdana Menteri Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman atas tindakan terhadap gerakan Hamas, dengan Netanyahu mendukung pendekatan negosiasi moderat dan Lieberman mendorong solusi militer.

Lieberman keluar dari kantornya setelah operasi militer singkat di Gaza, yang melibatkan pemboman besar-besaran dan operasi khusus unit-unit darat. Serangan operasi khusus terungkap, dan mengakibatkan baku tembak bersama dengan kematian tujuh orang Palestina dan perwira tinggi Israel.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5147 seconds (0.1#10.140)