Incar ISIS di Suriah, Serangan Jet Koalisi AS Tewaskan 43 Orang

Minggu, 18 November 2018 - 01:29 WIB
Incar ISIS di Suriah, Serangan Jet Koalisi AS Tewaskan 43 Orang
Incar ISIS di Suriah, Serangan Jet Koalisi AS Tewaskan 43 Orang
A A A
DAMASKUS - Pesawat-pesawat jet tempur koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) melakuakn serangan udara di wilayah Suriah timur pada Sabtu (17/11/2018). Serangan yang mengincar kelompok ISIS ini menewaskan 43 orang, yang sebagian besar warga sipil.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan 17 anak-anak termasuk di antara 36 anggota keluarga ISIS yang tewas di Desa Abu Husn di Provinsi Deir Ezzor, dekat perbatasan Irak.

Sedangkan tujuh korban lainnya belum diidentifikasi apakah sebagai warga sipil atau petempur ISIS (Islamic State).

Koalisi internasional yang pimpinan AS telah mendukung aliansi Kurdi-Arab yang disebut sebagai Pasukan Demokratis Suriah (SDF). Pasukan itulah yang selama ini bertempur mengusir para ekstremis dari kantong wilayah di sekitar Abu Husn.

"Ini adalah jumlah kematian tertinggi dalam serangan udara koalisi sejak SDF meluncurkan serangannya terhadap kantong ISIS pada bulan September," kata Direktur Observatorium, Rami Abdel Rahman, yang dilansir AFP, Minggu (18/11/2018).

Koalisi telah berulang kali mengatakan bahwa pihaknya melakukan yang terbaik untuk mencegah korban sipil.

"Menghindari korban sipil adalah prioritas tertinggi kami ketika melakukan serangan terhadap target militer yang sah dengan amunisi presisi," kata juru bicara koalisi, Sean Ryan, kepada AFP pekan ini.

ISIS menyerbu sejumlah besar wilayah Suriah dan Irak pada 2014. Kelompok itu kemudian memproklamirkan pemimpinnya, Abu Bakar al-Baghdadi, sebagai "khalifah" di tanah-tanah yang mereka kuasai.

Tetapi kelompok ekstrimis itu telah kehilangan sebagian besar wilayahnya di Irak dan Suriah sejak mendapat serangan dari banyak kubu, baik dari Rusia dan sekutunya maupun dari koalisi AS.

Di Suriah, kehadiran kelompok ISIS berkurang drastis. Namun, masih ada sisa-sisa milisinya di kawasan gurun Badia dan kantong wilayah di Deir Ezzor.

Koalisi AS sejak 2014 mengakui bertanggungjawab langsung atas kematian lebih dari 1.100 warga sipil di Suriah dan Irak. Namun, kelompok-kelompok hak asasi manusia menyatakan jumlah korban tewas dari warga sipil jauh lebih tinggi dari angka tersebut.

Sementara itu, dalam perkembangan krisis Suriah, Rusia telah mengancam pasukan oposisi anti-rezim Damaskus setelah mereka gagal memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan oleh pasukan Rusia dan Turki untuk menegakkan zona demiliterisasi baru di kota Idlib.

Zona penyangga tersebut mensyaratkan penarikan dan pemisahan ekstremis dari pasukan oposisi Suriah yang moderat.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4976 seconds (0.1#10.140)