Rusia Dituding Kacaukan Sinyal GPS Selama Latihan Perang NATO

Rabu, 14 November 2018 - 07:43 WIB
Rusia Dituding Kacaukan Sinyal GPS Selama Latihan Perang NATO
Rusia Dituding Kacaukan Sinyal GPS Selama Latihan Perang NATO
A A A
OSLO - Norwegia menuding Rusia men-jamming sinyal GPS di Far North Norwegia selama negara itu menjadi tuan rumah latihan militer besar-besaran NATO pada bulan Oktober dan awal November.

"Kami tahu bahwa jamming itu dijalankan antara 19 Oktober dan 7 November, yang berasal dari pasukan darat Rusia di semenanjung Kola, wilayah barat laut Rusia yang dekat dengan Norwegia," kata kementerian pertahanan Norwegia.

"Kami mengikuti situasi ini secara dekat, bersama dengan pihak berwenang," kementerian itu menambahkan seperti dikutip dari AFP, Rabu (14/11/2018), mengkonfirmasi laporan kantor berita Norwegia NTB.

Jamming atau gangguan sinyal bertepatan dengan Trident Juncture 18, latihan militer terbesar NATO sejak akhir Perang Dingin. Latihan ini diadakan beberapa ratus kilometer dari perbatasan Norwegia dengan Rusia dari 25 Oktober hingga 7 November.

Gangguan satelit itu menyebabkan operator ruang udara sipil Finlandia dan Norwegia mengeluarkan peringatan resmi kepada pilot bahwa sinyal navigasi di Lapland timur laut tidak stabil.

Sebelum manuver itu, Rusia telah bersumpah untuk membalas kegiatan tersebut dengan menyebutnya sebagai latihan "anti-Rusia".

Pada September 2017, otoritas Norwegia melaporkan sinyal GPS yang macet mempengaruhi penerbangan sipil di bagian utara negara selama latihan militer besar-besaran Rusia, Zapad.

"Kementerian luar negeri pada beberapa kesempatan di masa lalu mengangkat pertanyaan dengan pihak berwenang Rusia," kata kementerian pertahanan.

Sebelumnya, pada hari Minggu, Perdana Menteri Finlandia Juha Sipila mengatakan gangguan sengaja sinyal GPS di Lapland telah membuat penerbangan sipil di wilayah itu berisiko. Ia menduga Mosko menjadi pihak yang bisa bertanggung jawab, dengan mengatakan Rusia "mungkin" terlibat.

Namun Rusia pada hari Senin membantah tuduhan itu, menyebutnya sebagai tuduhan "tidak berdasar".
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4089 seconds (0.1#10.140)