Kapal Induk Nuklir AS Menuju Norwegia, Rusia Murka

OSLO - Kapal induk bertenaga nuklir USS Gerald R Ford Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dijadwalkan berlabuh di Ibu Kota Norwegia, Oslo, pekan ini. Rusia marah atas rencana tersebut, menyebutnya sebagai unjuk kekuatan tidak logis dan berbahaya.

Kedutaan Besar Rusia di Norwegia pada Selasa (23/5/2023) menyampaikan kecaman keras atas rencana kunjungan kapal induk Amerika ke Oslo.

"Tidak ada masalah di [Laut] Utara yang memerlukan solusi militer, atau masalah yang memerlukan intervensi dari luar," kata juru bicara Kedutaan Besar Rusia Timur Chekanov kepada AFP melalui email.

“Mengingat Oslo mengakui bahwa Rusia tidak menimbulkan ancaman militer langsung ke Norwegia, unjuk kekuatan seperti itu tampaknya tidak logis dan berbahaya,” lanjut diplomat tersebut.

USS Gerald R Ford merupakan kapal induk kelas satu bertenaga nuklir dengan bobot lebih dari 100.000 ton.



Angkatan Laut AS mengumumkan pada awal Mei bahwa kapal tersebut telah meninggalkan Norfolk dalam pengerahan tempur pertamanya, setelah penempatan dua bulan yang lebih pendek pada musim gugur 2022.

“Fakta bahwa kapal induk baru sekarang melakukan kunjungan pertamanya ke perairan Norwegia sangat positif untuk kerja sama kami dengan Amerika,” kata Menteri Pertahanan Norwegia Bjorn Arild Gram mengatakan kepada kantor berita NTB saat mengunjungi kapal induk tersebut.

Komandan Armada Keenam Angkatan Laut AS, Wakil Laksmana Thomas E Ishee, menyebut kehadiran kapal induk tersebut untuk mencegah agresi terhadap anggota NATO. Tidak menyebut Rusia dalam komentarnya.

"Sungguh hari yang menyenangkan berada di atas Gerald R Ford bersama sekutu Norwegia kami, meningkatkan hubungan AS-Norwegia," kata Ishee.

“Saya menantikan operasi bersama kami di sisi utara NATO, yang meningkatkan interoperabilitas, menjaga kebebasan navigasi di perairan internasional, mencegah agresi, dan mempersiapkan kami untuk membela negara kami dan aliansi," ujarnya.

Hubungan antara Norwegia dan Rusia—yang berbatasan di Far North—telah memburuk tajam setelah invasi pasukan Moskow ke Ukraina.