Jerman Serukan Penyelidikan Lebih Lanjut Atas Kematian Khashoggi

Minggu, 21 Oktober 2018 - 11:31 WIB
Jerman Serukan Penyelidikan Lebih Lanjut Atas Kematian Khashoggi
Jerman Serukan Penyelidikan Lebih Lanjut Atas Kematian Khashoggi
A A A
BERLIN - Kanselir Jerman Angela Merkel dan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengecam keras pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul. Keduanya pun menyerukan penyelidikan lebih lanjut.

"Dengan kekecewaan besar, kami telah menerima konfirmasi kematian dengan kekerasan terhadap Jamal Khashoggi," bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh Merkel dan Maas.

"Kami mengutuk tindakan itu dengan sangat jelas. Kami mengharapkan transparansi dari Arab Saudi mengingat keadaan kematian dan latar belakangnya," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari Xinhua, Minggu (21/10/2018).

Pernyataan itu mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, dan informasi yang diberikan di konsulat Saudi di Istanbul tidak mencukupi.

Di bawah tekanan besar, Arab Saudi mengaku pada hari Sabtu bahwa penyelidikan awal oleh Jaksa Penuntut Umum Saudi menunjukkan bahwa jurnalis yang hilang Jamal Khashoggi meninggal setelah berkelahi di konsulat Saudi di kota Istanbul Turki.

Dalam sebuah wawancara, Heiko Maas mengatakan bahwa ekspor senjata Jerman ke Arab Saudi tidak boleh disetujui untuk sementara waktu karena kematian akibat kekerasan yang terjadi terhadap Kashoggi.

"Saya pikir selama penyelidikan sedang berlangsung dan selama kita tidak tahu apa yang terjadi di sana, tidak ada alasan untuk mengambil keputusan positif tentang ekspor senjata ke Arab Saudi," kata Maas.

Arab Saudi adalah pelanggan terbesar kedua senjata Jerman di belakang Aljazair sejauh tahun ini: hingga September, pemerintah federal Jerman memberikan ijin ekspor senilai 416,4 juta euro untuk Arab Saudi.

Sebelum pengumuman oleh Arab Saudi, Heiko Maas sudah membuat rencana perjalanan ke Arab Saudi. Maas mengatakan pada hari Rabu di Berlin bahwa dia akan menunggu penyelidikan dan pernyataan yang mungkin dari Riyadh.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5147 seconds (0.1#10.140)