5 Orang Terkuat Hamas, Salah Satunya Tewas Dirudal Israel
loading...
A
A
A
Dia telah memimpin operasi militer Hamas sejak 2002.
Dia bergabung dengan Hamas pada akhir 1980-an setelah menjabat sebagai ketua serikat mahasiswa Ikhwanul Muslimin dan telah menjadi target utama badan intelijen Israel selama lebih dari 30 tahun.
Dia berkali-kali lolos dari upaya pembunuhan oleh militer dan intelijen Israel, sehingga media-media lokal menjulukinya sebagai "kucing bernyawa sembilan".
Dia adalah pemimpin biro politik Hamas. Lahir di salah satu kamp pengungsi paling padat di Gaza pada tahun 1963 dan banyak diberitakan di media, Haniyeh menduduki puncak daftar orang paling dicari Israel selama bertahun-tahun.
Dia telah memimpin cabang politik Hamas sejak Mei 2017 dan tinggal antara Turki dan Qatar sejak dia secara sukarela mengasingkan diri pada Desember 2019.
Haniyeh memperoleh gelar dalam bidang sastra Arab sebelum bergabung dengan Hamas pada tahun 1988.
Dia menghabiskan beberapa tahun di penjara Israel pada akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an, ketika pihak berwenang Israel menuduhnya menjalankan sayap keamanan kelompok Hamas.
Dia kembali ke Gaza pada tahun 1993 dan diangkat menjadi dekan Universitas Islam Gaza.
Setelah Israel membebaskan salah satu pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, dari penjara pada tahun 1997, Haniyeh dipilih untuk mengepalai kantornya.
Dia naik pangkat hingga akhirnya menjadi perdana menteri pemerintah persatuan Palestina pada tahun 2006.
Dia bergabung dengan Hamas pada akhir 1980-an setelah menjabat sebagai ketua serikat mahasiswa Ikhwanul Muslimin dan telah menjadi target utama badan intelijen Israel selama lebih dari 30 tahun.
Dia berkali-kali lolos dari upaya pembunuhan oleh militer dan intelijen Israel, sehingga media-media lokal menjulukinya sebagai "kucing bernyawa sembilan".
2. Ismail Haniyeh
Dia adalah pemimpin biro politik Hamas. Lahir di salah satu kamp pengungsi paling padat di Gaza pada tahun 1963 dan banyak diberitakan di media, Haniyeh menduduki puncak daftar orang paling dicari Israel selama bertahun-tahun.
Dia telah memimpin cabang politik Hamas sejak Mei 2017 dan tinggal antara Turki dan Qatar sejak dia secara sukarela mengasingkan diri pada Desember 2019.
Haniyeh memperoleh gelar dalam bidang sastra Arab sebelum bergabung dengan Hamas pada tahun 1988.
Dia menghabiskan beberapa tahun di penjara Israel pada akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an, ketika pihak berwenang Israel menuduhnya menjalankan sayap keamanan kelompok Hamas.
Dia kembali ke Gaza pada tahun 1993 dan diangkat menjadi dekan Universitas Islam Gaza.
Setelah Israel membebaskan salah satu pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, dari penjara pada tahun 1997, Haniyeh dipilih untuk mengepalai kantornya.
Dia naik pangkat hingga akhirnya menjadi perdana menteri pemerintah persatuan Palestina pada tahun 2006.