Kekuatan Militer Haiti, Negara yang Tak Berdaya Hadapi Gangster
loading...
A
A
A
PORT AU PRINCE - Haiti, negara di Karibia, dilanda kekacauan setelah kelompok-kelompok gangster bersenjata turun ke jalan di ibu kota. Mereka berupaya menggulingkan Perdana Menteri Ariel Henry.
Polisi dan militer setempat tampak tak berdaya menghadapi kemarahan para gangster. Kondisi tersebut telah memaksa para diplomat Barat ramai-ramai hengkang dari ibu kota setempat, Port-Au-Prince.
“Militer Amerika Serikat telah melakukan operasi untuk meningkatkan keamanan Kedutaan Besar AS di Port-au-Prince, memungkinkan operasi misi kedutaan kami berlanjut, dan memungkinkan personel yang tidak penting untuk hengkang,” bunyi pengumuman Komando Selatan Militer AS pekan lalu.
“Pengangkutan personel masuk dan keluar dari kedutaan juga dilakukan, konsisten dengan praktik standar kami untuk meningkatkan keamanan Kedutaan Besar,” lanjut pengumuman tersebut.
CARICOM, sebuah aliansi negara-negara Karibia, telah memanggil utusan dari Amerika Serikat, Prancis, Kanada dan PBB untuk menghadiri pertemuan hari Senin pekan lalu di Jamaika untuk membahas kekerasan dan cara memberikan bantuan ke Haiti.
Wakil Presiden Guyana Bharrat Jagdeo mengatakan bahwa negara-negara tersebut akan berusaha untuk menertibkan dan memulihkan kepercayaan pada masyarakat Haiti.
“Penjahat kini telah [mengambil] alih negara. Tidak ada pemerintahan, ini menjadi masyarakat yang gagal,” katanya saat menggambarkan kondisi Haiti.
Menurut laporan AFP, dengan meningkatnya disfungsi, banyak mayat terlihat tergeletak di jalan-jalan Port-au-Prince. Kerusuhan tersebut telah menyebabkan 362.000 warga Haiti mengungsi, kata Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).
Seberapa kuat militer Haiti sehingga tak berdaya menjamin keamanan negara dari amukan para gangster?
Militer Haiti yang bernama resmi Angkatan Bersenjata Haiti (FADH) memang lemah dibandingkan dengan banyak negara di kawasan setempat.
GlobalFirePower (GFP) bahkan tidak memasukkan nama Haiti dalam daftar peringkat kekuatan militer dunia.
FADH diketahui memiliki sekitar 5.000 personel aktif. Itu terbagi dalam Angkatan Darat 4.000 personel, Angkatan Laut 500 personel, Angkatan Udara 500 personel. Sedangkan personel cadangan sekitar 500 orang.
Sebagai perbandingan, Republik Dominika memiliki sekitar 35.000 personel militer aktif.
Militer Haiti juga tidak memiliki peralatan tempur modern layaknya militer negara lain. Ia tidak memiliki jet tempur, kapal perang, kapal selam, dan peralatan tempur lain.
Pesawat dan kapal yang dimiliki hanyalah kendaraan patroli kecil.
Sedangkan senjata andalan yang dimiliki tentaranya antara lain senapan serbu M4, senapan AK-47, pistol Glock, dan granat tangan.
Militer Haiti dikenal bersamalah. Selain anggarannya yang kecil sehingga sulit membeli peralatan tempur baru dan memelihara peralatan yang ada, praktik korupsi juga menggerogoti korps militer.
Yang bisa diandalkan negara ini untuk mengatasi masalah keamanannya adalah melakukan kerja sama dengan beberapa negara lain, seperti Amerika Serikat dan Kanada, yang tujuannya untuk mendapatkan bantuan dalam hal pelatihan dan peralatan.
Militer Haiti seperti tak terurus, karena negara ini memang tidak memprioritaskannya. Pemerintah selama ini lebih fokus pada masalah lain, seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan.
Polisi dan militer setempat tampak tak berdaya menghadapi kemarahan para gangster. Kondisi tersebut telah memaksa para diplomat Barat ramai-ramai hengkang dari ibu kota setempat, Port-Au-Prince.
“Militer Amerika Serikat telah melakukan operasi untuk meningkatkan keamanan Kedutaan Besar AS di Port-au-Prince, memungkinkan operasi misi kedutaan kami berlanjut, dan memungkinkan personel yang tidak penting untuk hengkang,” bunyi pengumuman Komando Selatan Militer AS pekan lalu.
“Pengangkutan personel masuk dan keluar dari kedutaan juga dilakukan, konsisten dengan praktik standar kami untuk meningkatkan keamanan Kedutaan Besar,” lanjut pengumuman tersebut.
CARICOM, sebuah aliansi negara-negara Karibia, telah memanggil utusan dari Amerika Serikat, Prancis, Kanada dan PBB untuk menghadiri pertemuan hari Senin pekan lalu di Jamaika untuk membahas kekerasan dan cara memberikan bantuan ke Haiti.
Wakil Presiden Guyana Bharrat Jagdeo mengatakan bahwa negara-negara tersebut akan berusaha untuk menertibkan dan memulihkan kepercayaan pada masyarakat Haiti.
“Penjahat kini telah [mengambil] alih negara. Tidak ada pemerintahan, ini menjadi masyarakat yang gagal,” katanya saat menggambarkan kondisi Haiti.
Menurut laporan AFP, dengan meningkatnya disfungsi, banyak mayat terlihat tergeletak di jalan-jalan Port-au-Prince. Kerusuhan tersebut telah menyebabkan 362.000 warga Haiti mengungsi, kata Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).
Kekuatan Militer Haiti
Seberapa kuat militer Haiti sehingga tak berdaya menjamin keamanan negara dari amukan para gangster?
Militer Haiti yang bernama resmi Angkatan Bersenjata Haiti (FADH) memang lemah dibandingkan dengan banyak negara di kawasan setempat.
GlobalFirePower (GFP) bahkan tidak memasukkan nama Haiti dalam daftar peringkat kekuatan militer dunia.
FADH diketahui memiliki sekitar 5.000 personel aktif. Itu terbagi dalam Angkatan Darat 4.000 personel, Angkatan Laut 500 personel, Angkatan Udara 500 personel. Sedangkan personel cadangan sekitar 500 orang.
Sebagai perbandingan, Republik Dominika memiliki sekitar 35.000 personel militer aktif.
Militer Haiti juga tidak memiliki peralatan tempur modern layaknya militer negara lain. Ia tidak memiliki jet tempur, kapal perang, kapal selam, dan peralatan tempur lain.
Pesawat dan kapal yang dimiliki hanyalah kendaraan patroli kecil.
Sedangkan senjata andalan yang dimiliki tentaranya antara lain senapan serbu M4, senapan AK-47, pistol Glock, dan granat tangan.
Militer Haiti dikenal bersamalah. Selain anggarannya yang kecil sehingga sulit membeli peralatan tempur baru dan memelihara peralatan yang ada, praktik korupsi juga menggerogoti korps militer.
Yang bisa diandalkan negara ini untuk mengatasi masalah keamanannya adalah melakukan kerja sama dengan beberapa negara lain, seperti Amerika Serikat dan Kanada, yang tujuannya untuk mendapatkan bantuan dalam hal pelatihan dan peralatan.
Militer Haiti seperti tak terurus, karena negara ini memang tidak memprioritaskannya. Pemerintah selama ini lebih fokus pada masalah lain, seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan.
(mas)