6 Dilema Intervensi Asing di Haiti
loading...
A
A
A
Meskipun ada keraguan mengenai Duvalier, AS menawarinya bantuan: Duta Besar AS Robert Newbegin, misalnya, tiba di Port-au-Prince dan siap memberi pemerintahan Duvalier sekitar $12,5 juta pada tahun 1960 saja.
Sebuah perkiraan menyebutkan total dukungan AS yang diberikan kepada Haiti di bawah pemerintahan Duvalier dan putranya, Jean-Claude “Baby Doc” Duvalier, sebesar $900 juta. Sementara itu, keluarga Duvalier menghadapi tuduhan pembunuhan, penyiksaan dan pelanggaran lainnya.
AS juga mengirimkan pasukan untuk melakukan intervensi langsung di Haiti. Pada tahun 1994, misalnya, Presiden AS Bill Clinton mengirimkan kontingen sekitar 20.000 tentara untuk mengembalikan Presiden Haiti Jean-Bertrand Aristide ke tampuk kekuasaan setelah ia digulingkan oleh militer negara tersebut pada tahun 1991.
Pengerahan tersebut dilakukan bersamaan dengan misi PBB yang berlangsung dari tahun 1993 hingga 2000, juga dengan dukungan dari AS.
Pada tahun 2004, Aristide digulingkan sekali lagi, namun kali ini, AS mendorongnya untuk mundur, menerbangkannya ke luar negeri dan mengirim pasukan ke pulau tersebut bersama negara-negara seperti Prancis dan Chile.
Pasukan tersebut kemudian digantikan oleh Misi Stabilisasi PBB di Haiti yang dikenal dengan MINUSTAH, yang berlangsung dari tahun 2004 hingga 2017 dan dipimpin oleh militer Brasil.
Meskipun MINUSTAH ditugaskan untuk meningkatkan keamanan, mereka segera menghadapi tuduhan melakukan pemerkosaan dan kekejaman lainnya terhadap warga sipil. Wabah kolera besar-besaran yang menewaskan lebih dari 9.300 orang juga disebabkan oleh kebocoran limbah dari fasilitas PBB.
Foto/Reuters
Mengingat sejarah intervensi Haiti yang buruk, AS telah menyatakan kekhawatirannya dalam memimpin misi internasional baru ke Haiti. Banyak yang menyerukan solusi yang dipimpin oleh Haiti, bukan dipimpin asing.
“Kita perlu memberikan waktu dan ruang kepada Haiti untuk melakukan hal ini dengan benar,” kata mantan utusan khusus AS untuk Haiti, Daniel Foote, dalam wawancara baru-baru ini dengan NPR.
“Mari kita biarkan rakyat Haiti mempunyai kesempatan untuk mengacaukan Haiti sekali saja. Komunitas internasional telah berkali-kali mengacaukannya hingga tidak dapat dikenali lagi. Saya jamin orang Haiti lebih sedikit melakukan kesalahan dibandingkan orang Amerika,” tambahnya.
Sebuah perkiraan menyebutkan total dukungan AS yang diberikan kepada Haiti di bawah pemerintahan Duvalier dan putranya, Jean-Claude “Baby Doc” Duvalier, sebesar $900 juta. Sementara itu, keluarga Duvalier menghadapi tuduhan pembunuhan, penyiksaan dan pelanggaran lainnya.
AS juga mengirimkan pasukan untuk melakukan intervensi langsung di Haiti. Pada tahun 1994, misalnya, Presiden AS Bill Clinton mengirimkan kontingen sekitar 20.000 tentara untuk mengembalikan Presiden Haiti Jean-Bertrand Aristide ke tampuk kekuasaan setelah ia digulingkan oleh militer negara tersebut pada tahun 1991.
Pengerahan tersebut dilakukan bersamaan dengan misi PBB yang berlangsung dari tahun 1993 hingga 2000, juga dengan dukungan dari AS.
Pada tahun 2004, Aristide digulingkan sekali lagi, namun kali ini, AS mendorongnya untuk mundur, menerbangkannya ke luar negeri dan mengirim pasukan ke pulau tersebut bersama negara-negara seperti Prancis dan Chile.
Pasukan tersebut kemudian digantikan oleh Misi Stabilisasi PBB di Haiti yang dikenal dengan MINUSTAH, yang berlangsung dari tahun 2004 hingga 2017 dan dipimpin oleh militer Brasil.
Meskipun MINUSTAH ditugaskan untuk meningkatkan keamanan, mereka segera menghadapi tuduhan melakukan pemerkosaan dan kekejaman lainnya terhadap warga sipil. Wabah kolera besar-besaran yang menewaskan lebih dari 9.300 orang juga disebabkan oleh kebocoran limbah dari fasilitas PBB.
5. Masa Depan Haiti Dipertaruhkan
Foto/Reuters
Mengingat sejarah intervensi Haiti yang buruk, AS telah menyatakan kekhawatirannya dalam memimpin misi internasional baru ke Haiti. Banyak yang menyerukan solusi yang dipimpin oleh Haiti, bukan dipimpin asing.
“Kita perlu memberikan waktu dan ruang kepada Haiti untuk melakukan hal ini dengan benar,” kata mantan utusan khusus AS untuk Haiti, Daniel Foote, dalam wawancara baru-baru ini dengan NPR.
“Mari kita biarkan rakyat Haiti mempunyai kesempatan untuk mengacaukan Haiti sekali saja. Komunitas internasional telah berkali-kali mengacaukannya hingga tidak dapat dikenali lagi. Saya jamin orang Haiti lebih sedikit melakukan kesalahan dibandingkan orang Amerika,” tambahnya.