Jerman Ancam Gabung AS Bombardir Rezim Suriah

Senin, 10 September 2018 - 15:22 WIB
Jerman Ancam Gabung...
Jerman Ancam Gabung AS Bombardir Rezim Suriah
A A A
BERLIN - Kementerian Pertahanan Jerman mengancam akan bergabung dengan aliansi Amerika Serikat untuk membombardir Suriah jika rezim Presiden Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri. Berlin sebelumnya menolak bergabung dengan AS, Inggris dan Prancis saat menyerang rezim Damaskus beberapa bulan lalu.

Isu penggunaan senjata kimia semakin santer setelah pasukan Assad dan Rusia ingin menyerang Idlib secara besar-besaran. Provinsi Idlib merupakan basis pemberontak terbesar dan terakhir yang akan ditumpas. Wilayah itu diyakini akan jadi medan tempur terakhir dari perang sipil Suriah.

Menteri Pertahanan Jerman Ursula von der Leyen sedang mengeksplorasi opsi Jerman untuk terlibat dalam tindakan pembalasan militer terhadap tentara Bashar al-Assad.

Laporan perihal ancaman Jerman untuk ikut membombardir rezim Damaskus dirilis Bild.

Pada April 2018, AS, Inggris dan Prancis ramai-ramai menyerang sejumlah situs di Suriah dengan ratusan rudal jelajah setelah tentara Damaskus dituduh menyerang Douma, kota di dekat Damaskus, dengan senjata kimia.

Pada saat itu, Kanselir Jerman Angela Merkel menolak partisipasi Berlin dalam "aksi militer" trio sekutu tersebut.

Tapi, saat ini terjadi perubahan radikal dalam kebijakan luar negeri pemerintah Merkel. Perubahan mulai terjadi ketika Washington melakukan pendekatan ke Kantor Kanselir Merkel.

Dalam sebuah pertemuan para ahli tingkat tinggi belum lama ini, berbagai opsi dibahas dalam pelayanan militer Jerman. Pertemuan ini dihadiri oleh perwakilan tingkat tinggi di kedua pihak. Di pihak Jerman, Menteri von der Leyen hadir. Sedangkan pihak AS diwakili seorang atase militer berpangkat kolonel.

Kedua belah pihak membahas beberapa opsi yang berkaitan dengan kemungkinan aliansi militer untuk melawan rezim Assad. Opsi itu termasuk penerbangan pesawat pengintai dan opsi jet tempur Berlin untuk menjatuhkan bom.

Jika opsi serangan jet tempur diambil, maka itu akan menjadi misi pertama pesawat tempur Jerman menjatuhkan bom sejak Perang Balkan.

Meskipun rencana itu dikembangkan di Kementerian Pertahanan, keputusan akhir tetap di tangan Kanselir Merkel.

Dalam hal intervensi militer, Parlemen Jerman hanya akan dimintai konsultasi setelah fakta disajikan karena ada keterbatasan waktu.

Jerman menganggap situasinya sangat rumit. Kementerian Pertahanan dan Kantor Kementerian Luar Negeri memberikan pernyataan bersama untuk menanggapi laporan Bild.

"Situasi di Suriah memberikan alasan untuk keprihatinan serius. Tentu saja, kami berhubungan erat dengan mitra Amerika Serikat dan Eropa kami kali ini," bunyi pernyataan tersebut, yang dilansir Senin (10/9/2018).

"Di semua tingkatan, kami terus-menerus saling bertukar pandangan tentang situasi saat ini, kemungkinan skenario krisis lebih lanjut dan opsi untuk aksi bersama. Tujuannya adalah untuk para pihak dalam konflik untuk menghindari eskalasi yang sudah mengerikan bagi orang-orang yang terkena. Ini berlaku khususnya untuk penggunaan senjata kimia terlarang, yang telah digunakan rezim Assad di masa lalu," lanjut pernyataan tersebut.

Selama akhir pekan, jet tempur Rusia dan Suriah kembali meluncurkan serangan udara besar-besaran terhadap Provinsi Idlib di Suriah Barat.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8642 seconds (0.1#10.140)