Al-Quds Ungkap Kemunafikan AS Jatuhkan Bantuan Makanan Sekaligus Bom Lewat Israel di Gaza

Sabtu, 09 Maret 2024 - 08:15 WIB
loading...
A A A
Wakil Presiden AS membuat pernyataan beberapa hari yang lalu, khususnya pada tanggal 3 Maret, menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, dengan menyatakan, “Kami melihat orang-orang yang kelaparan dan putus asa mendekati truk bantuan hanya untuk mencoba mengamankan makanan bagi keluarga mereka setelah berminggu-minggu hampir tidak ada bantuan mencapai Gaza utara, dan mereka menghadapi tembakan dan kekacauan.”

“Hal ini datang dari inti Gedung Putih, yang mengatakan Israel menghambat aliran bantuan, dan AS akan terus mengirimkan makanan melalui udara kepada warga Gaza yang kelaparan, menggunakan segala cara untuk mengirimkan makanan. Aneh sekali!” ungkap Al-Quds.

Al-Quds menambahkan, “Jadi, pertanyaan sederhananya tetap ada: Mengapa Anda tidak menghentikan aliran senjata dan dukungan jika Anda benar-benar khawatir akan merugikan orang-orang yang tidak bersalah di Gaza dan Tepi Barat, alih-alih khawatir akan tetap berkuasa?”

“Selain itu, agar gempa susulan di Palestina tidak sampai ke kotak suara Anda, sehingga memungkinkan Gaza berkontribusi dalam menggulingkan Partai Demokrat demi kepentingan saingan mereka, Trump? Cukup, demi Tuhan!” tegas Al-Quds.

Al-Quds menekankan, “Cukuplah mengejek orang-orang merdeka di dunia dan rakyat kita di Palestina yang terluka. Drama ini menjadi konyol, permasalahan Anda menjadi skandal, dan peran para pejuang dalam mengabdi dan membela Pendudukan menjadi jelas baik bagi tua maupun muda di Palestina dan di seluruh dunia.”

“Cukuplah mengabaikan dan meremehkan seluruh dunia, karena menjatuhkan bom dan menjatuhkan makanan tidak bisa berjalan beriringan,” papar Al-Quds.

Menurut Al-Quds, mereka yang ingin menunjukkan belas kasihan kepada orang-orang miskin yang sedang menunggu untuk memuaskan rasa lapar mereka, dan rasa lapar anak-anak mereka, pertama-tama harus berhenti membunuh mereka dengan kata-kata dan tindakan mereka.

“Kematian demi makanan adalah persamaan yang tidak akan diterima oleh siapa pun, dan tidak akan ada yang yakin akan hal tersebut, terlepas dari seberapa banyak orang mencoba menutupi dan menyempurnakannya,” ungkap Al-Quds.

“Kenyataan yang dingin, keras, dan mengejutkan adalah bahwa kemanusiaan yang bersifat parsial tidak dapat ditoleransi. Hanya kemanusiaan yang penuh tindakan, kejujuran, dan kredibilitas yang bisa melakukannya. Apakah mereka menerima pesan tersebut? Kami akan menunggu dan melihat,” pungkas Al-Quds.
(sya)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0975 seconds (0.1#10.140)