Arab Saudi Tak Sabar Gali Kanal yang Ubah Qatar Jadi Pulau

Sabtu, 01 September 2018 - 09:40 WIB
Arab Saudi Tak Sabar Gali Kanal yang Ubah Qatar Jadi Pulau
Arab Saudi Tak Sabar Gali Kanal yang Ubah Qatar Jadi Pulau
A A A
RIYADH - Seorang pejabat Arab Saudi mengisyaratkan bahwa kerajaan mulai bergerak maju dengan rencananya untuk menggali sebuah kanal yang akan mengubah Qatar menjadi sebuah pulau. Proyek yang dikenal sebagai Kanal Salwa ini akan semakin membuat Doha semakin terisolasi.

Proyek Kanal Salwa muncul di tengah perseteruan diplomatik antara Qatar dengan para tetangga Arab-nya, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir.

Empat negara itu memutuskan hubungan diplomatik dengan Doha atas tuduhan Qatar mendukung terorisme. Selain memutuskan hubungan diplomatik, Doha juga diblokade secara darat, laut dan udara. Tuduhan itu sudah berkali-kali dibantah.

"Saya tidak sabar menunggu rincian tentang pelaksanaan proyek pulau Salwa, proyek bersejarah yang besar yang akan mengubah geografi kawasan itu," kata Saud al-Qahtani, penasihat senior Putra Mahkota Mohammed bin Salman, di Twitter, seperti dikutip The Guardian, Sabtu (1/9/2018).

Rencananya, Kanal Salwa secara fisik akan memisahkan semenanjung Qatar dari daratan Saudi.

Proyek yang semakin memanas perseteruan diplomatik itu mulai ramai diberitakan sejak April lalu. Media pro-pemerintah Saudi, Sabq, kala itu melaporkan bahwa pemerintah Riyadh berencana untuk membangun kanal sepanjang 60km dan lebar 200 meter yang membentang melintasi perbatasan Arab Saudi dengan Qatar.

Bagian dari kanal, yang pembangunannya akan menelan biaya hingga 2,8 miliar riyal (USD750 juta), akan disediakan untuk fasilitas limbah nuklir.

Lima perusahaan yang namanya masih dirahasiakan sudah diundang untuk mengajukan tawaran dalam menangani proyek tersebut. Pemenang lelang tender akan diumumkan pada bulan September ini.

Otoritas Saudi tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar. Pemerintah Qatar juga belum bereaksi atas rencana proyek Kanal Salwa yang segera dimulai.

Upaya mengakhiri perseteruan diplomatik itu sudah dimediasikan oleh Kuwait dan Amerika Serikat. Namun, hasilnya masih nihil.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3927 seconds (0.1#10.140)