Heboh Bocoran Obrolan Rudal Taurus untuk Ukraina, Jerman Salahkan Putin

Senin, 04 Maret 2024 - 08:17 WIB
loading...
Heboh Bocoran Obrolan...
Obrolan para tentara Jerman soal potensi memasok rudal Taurus ke Ukraina telah bocor. Jerman salahkan Presiden Rusia Vladimir Putin atas kebocoran obrolan tersebut. Foto/REUTERS
A A A
BERLIN - Jerman menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin mencoba menabur perpecahan dengan bocornya rekaman percakapan rahasia tentara Jerman mengenai potensi penggunaan rudal Taurus untuk Ukraina.

Obrolan itu bocor secara online di saat Berlin berada di bawah tekanan untuk memasok rudal Taurus ke Kyiv dalam perang melawan Moskow.

Rekaman obrolan berdurasi 38 menit itu dibocorkan media Rusia, di mana para tentara Berlin mendiskusikan kemungkinan penggunaan rudal Taurus buatan Jerman dan potensi dampaknya.



Diskusi tersebut juga mencakup penggunaan rudal jarak jauh yang diberikan ke Kyiv oleh Prancis dan Inggris.

“Ini tentang menggunakan rekaman ini untuk mengacaukan dan meresahkan kita,” kata Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius.

"Saya berharap Putin tidak akan berhasil," katanya lagi, seperti dikutip AFP, Senin (4/3/2024).

“Ini adalah bagian dari perang informasi yang dilakukan Putin,” imbuh Pistorius.

Pistorius mengatakan dia tidak mengetahui adanya kebocoran lebih lanjut di pihak militer Jerman.

Dia menambahkan bahwa pihaknya akan menunggu hasil penyelidikan militer atas kasus tersebut untuk memutuskan konsekuensi apa yang akan diambil.

Kyiv telah lama meminta Jerman untuk menyediakan rudal Taurus, yang dapat mencapai target hingga 500 kilometer (sekitar 300 mil) jauhnya.

Kanselir Olaf Scholz sejauh ini menolak mengirimkan rudal tersebut, karena khawatir hal itu akan menyebabkan peningkatan konflik dengan Rusia yang memiliki senjata nuklir.

Akuisisi rudal Taurus Jerman akan memberikan dorongan besar bagi Ukraina ketika Kyiv berjuang untuk menangkis invasi Rusia.

Prancis dan Inggris telah memasok rudal SCALP atau Storm Shadow ke Kyiv, yang keduanya memiliki jangkauan sekitar 250 kilometer.

Namun Scholz mengatakan bahwa Jerman tidak dapat membenarkan tindakan Inggris dan Prancis yang sama dalam mengirimkan rudal jarak jauh ke Ukraina dan mendukung penempatan sistem senjata tersebut.

“Ini adalah senjata jarak jauh, dan apa yang dilakukan Inggris dan Prancis dalam hal penargetan dan dukungan penargetan tidak dapat dilakukan di Jerman,” kata Scholz, tanpa menjelaskan secara spesifik apa maksudnya.

Inggris membantah terlibat langsung dalam pengoperasian rudal yang dipasok ke Kyiv.

“Penggunaan Storm Shadow oleh Ukraina dan proses penargetannya adalah urusan Angkatan Bersenjata Ukraina,” kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam sebuah pernyataan kepada AFP.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1826 seconds (0.1#10.140)