Media Zionis: Militer Israel Terguncang di Gaza, Total 582 Tentara Tewas

Minggu, 03 Maret 2024 - 07:37 WIB
loading...
Media Zionis: Militer Israel Terguncang di Gaza, Total 582 Tentara Tewas
Militer Israel dalam kondisi terguncang setelah perang hampir 150 hari di Gaza, di mana total 582 tentaranya telah terbunuh dalam pertempuran. Foto/REUTERS
A A A
TEL AVIV - Militer Israel telah terguncang setelah perang selama hampir 150 hari di Jalur Gaza dan menderita masalah personel yang parah. Demikian laporan media Zionis, Yedioth Ahronoth.

“Setelah 147 hari pertempuran, Angkatan Darat mengalami kekurangan personel yang semakin parah,” tulis surat kabar itu dalam laporan yang diterbitkan pada hari Jumat.

Laporan itu menyoroti bagaimana militer Israel menyerukan pengerahan 7.500 tentara dengan posisi perwira dan bintara, sementara Departemen Keuangan saat ini hanya menyetujui 2.500 personel.

“Sekitar 582 tentara tewas dalam pertempuran, dan beberapa lainnya terluka secara fisik dan psikologis, sehingga mereka tidak dapat kembali ke peran mereka,” lanjut laporan tersebut.



"Sejumlah besar komandan, yang memimpin pasukan mereka sebagai diharapkan, juga kalah dalam pertempuran, sehingga memerlukan pelatihan untuk penggantinya," imbuh laporan Yedioth Ahronoth, yang dilansir Palestine Chronicle, Minggu (3/3/2024).

Laporan rumah sakit yang bocor dan video harian yang dibuat oleh kelompok perlawanan Palestina di Gaza menunjukkan bahwa jumlah tentara Israel yang terbunuh dan terluka di Gaza jauh lebih tinggi.

“Angka-angka yang belum pernah terjadi sebelumnya ini menggarisbawahi guncangan yang dialami IDF [Pasukan Pertahanan Israel] setelah konflik selama hampir 150 hari, yang dimulai dengan kerugian besar pada tanggal 7 Oktober,” papar laporan Yedioth Ahronoth.

"Angka-angka ini, yang memerlukan pengorbanan publik mengingat pendanaan yang dibutuhkan tidak muncul begitu saja, juga menggarisbawahi kegagalan besar yang telah membawa kita pada kesulitan saat ini.”

Kerugian Israel Semakin Besar


Dalam laporan itu, tanggung jawab tersebut sebagian besar diberikan kepada kepemimpinan politik dan militer sejak awal dekade sebelumnya, di mana rencana pengurangan dan pengurangan layanan militer telah dimulai.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0842 seconds (0.1#10.140)