Rusia Pastikan Taliban Ikut Pembicaraan Rekonsiliasi Afghanistan

Selasa, 21 Agustus 2018 - 10:12 WIB
Rusia Pastikan Taliban Ikut Pembicaraan Rekonsiliasi Afghanistan
Rusia Pastikan Taliban Ikut Pembicaraan Rekonsiliasi Afghanistan
A A A
MOSKOW - Perwakilan kelompok Taliban akan menghadiri format Moskow untuk pembicaraan rekonsiliasi Afghanistan yang dijadwalkan dihelat pada 4 September mendatang. Hal itu diungkapkan Direktur Kedua Departemen Asia Kementerian Luar Negeri Rusia Zamir Kabulov.

Pada hari Senin, Kabulov mengatakan kepada Sputnik bahwa Rusia mengharapkan Taliban untuk berpartisipasi dalam konferensi yang akan datang. Kemudian pada hari yang sama, Wall Steet Journal melaporkan mengutip sejumlah sumber bahwa perwakilan Taliban telah setuju untuk berpartisipasi dalam pertemuan tersebut.

Duta Besar Afghanistan untuk Rusia, Abdul Qayyum Kochai mengatakan kepada Sputnik bahwa Kabul tidak keberatan dengan keterlibatan Taliban dalam pertemuan itu.

"Ya, mereka akan datang pada 4 September. Persiapan untuk pertemuan sekarang sedang berlangsung," kata Kabulov seperti dikutip Sputnik dari surat kabar Izvestiya, Selasa (21/8/2018).

Kementerian Luar Negeri Rusia mencatat bahwa Moskow mempertahankan kontak dengan Taliban hanya untuk menjamin keamanan warga Rusia di Afghanistan dan mendorong kelompok ini untuk bergabung dalam proses rekonsiliasi nasional. Pada Maret 2018, Kabulov mengatakan bahwa kontak antara Moskow dan Taliban telah dibentuk beberapa tahun lalu, ketika Rusia sangat prihatin tentang kemungkinan ancaman teroris terhadap lembaga dan warga negara Rusia di luar negeri.

Diplomat itu menekankan pentingnya mengklarifikasi rencana kepemimpinan Taliban terhadap Rusia, dan Moskow menerima jaminan bahwa Taliban tidak memiliki niat bermusuhan terhadap warga dan institusi Rusia.

Upaya diplomatik terbaru di Afghanistan terjadi ini di tengah tawaran Kabul untuk mencapai gencatan senjata yang bertahan lama. Pada hari Minggu, Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengumumkan gencatan senjata bersyarat dengan Taliban untuk menandai liburan Idul Adha mendatang. Gencatan senjata dimulai pada hari Senin dan diproyeksikan akan berlangsung hingga 19 November.

Presiden Ghani menekankan bahwa gencatan senjata akan dibentuk hanya jika gerakan radikal setuju untuk menghentikan permusuhan. Namun, media lokal melaporkan sebelumnya bahwa Taliban menculik para penumpang yang melakukan perjalanan dengan tiga bus di provinsi Kunduz utara Afghanistan meskipun ada pengumuman gencatan senjata.

Pada bulan Juni, kedua belah pihak mengumumkan gencatan senjata disesuaikan dengan liburan Idul Fitri. Pemerintah kemudian memperpanjang durasi gencatan senjata. Taliban, bagaimanapun, tidak mengikutinya.

Pasukan pemerintah Afghanistan telah lama memerangi pemberontakan Taliban, serta kelompok teroris Negara Islam (ISIS), dengan Pertahanan Nasional dan Pasukan Keamanan Afghanistan melakukan operasi kontraterorisme bersama di seluruh negeri.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4070 seconds (0.1#10.140)