Apakah Ambisi Pangeran Mohammed bin Salman sebagai Mediator Perdamaian Ukraina dan Rusia Akan Berhasil?

Rabu, 28 Februari 2024 - 17:39 WIB
loading...
Apakah Ambisi Pangeran Mohammed bin Salman sebagai Mediator Perdamaian Ukraina dan Rusia Akan Berhasil?
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman berusaha menjadi mediator perdamaian Rusia dan Ukraina. Foto/Reuters
A A A
RIYADH - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengadakan pembicaraan di Arab Saudi dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) dalam upaya untuk mendorong diakhirinya invasi ke Ukraina dan kembalinya tawanan perang dari Rusia.

Sebuah pernyataan di situs Zelenskyy mengatakan kedua orang tersebut membahas rencana Ukraina untuk mengakhiri konflik, dan mengatakan bahwa presiden berterima kasih kepada MBS atas peran mediasinya.

“Presiden [Zelenskyy] secara khusus mencatat upaya Arab Saudi untuk membantu memulihkan perdamaian yang adil di Ukraina,” kata pernyataan Pemerintah Ukraina, dilansir Reuters. “Kepemimpinan Arab Saudi dapat membantu menemukan solusi yang adil.”

Kantor Pers Saudi yang dikelola pemerintah mengatakan bahwa MBS telah “menegaskan keinginan dan dukungan Kerajaan Arab Saudi untuk semua upaya dan upaya internasional yang bertujuan menyelesaikan krisis Ukraina-Rusia”.

Belakangan dilaporkan bahwa Zelenskyy telah meninggalkan Arab Saudi.



MBS berupaya memposisikan dirinya sebagai mediator potensial untuk mengakhiri perang antara Ukraina dan Rusia – bahkan ketika Riyadh tetap bersekutu dengan Rusia dalam kebijakan energi melalui kelompok negara-negara OPEC+.

"Ukraina terus mengandalkan dukungan aktif Arab Saudi” dalam mendorong apa yang disebut sebagai Formula Perdamaian untuk mengakhiri invasi besar-besaran, yang menandai ulang tahun keduanya pada akhir pekan," kata Zelenskyy dalam pesannya di X.

Zelenskyy telah menyajikan 10 poin formula perdamaian yang, antara lain, mengupayakan pengusiran seluruh pasukan Rusia dari Ukraina dan pertanggungjawaban atas kejahatan perang – pada saat kedua belah pihak berperang dari posisi statis sepanjang sekitar 1.500 km (930 km). -mil) garis depan. Ide-ide seperti itu ditolak mentah-mentah oleh Moskow.

“Topik kedua adalah kembalinya tawanan perang dan orang yang dideportasi,” tulis Zelenskyy. “Kepemimpinan kerajaan telah berkontribusi pada pembebasan rakyat kami. Saya yakin pertemuan ini juga akan membuahkan hasil.”
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0943 seconds (0.1#10.140)