PBB: Rencana Israel Pascaperang di Gaza Menentang Solusi 2 Negara

Sabtu, 24 Februari 2024 - 07:06 WIB
loading...
PBB: Rencana Israel Pascaperang di Gaza Menentang Solusi 2 Negara
Juru bicara PBB Stephane Dujarric. Foto/X
A A A
NEW YORK - Juru bicara PBB Stephane Dujarric menegaskan rencana Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu untuk Gaza pascaperang bertentangan dengan solusi dua negara antara Israel dan Palestina.

“Kami jelas telah melihat laporan-laporan tersebut… Pertama dan terpenting, perlu diulangi bahwa kami menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera, sekali lagi, akses kemanusiaan yang lebih besar dan pembebasan sandera segera dan tanpa syarat,” ujar Stephane Dujarric kepada wartawan di New York pada Jumat (23/2/2024).

Dia menyebut Sekretaris Jenderal Antonio Guterres yang menggarisbawahi, dan menegaskan kembali, “Setiap solusi berkelanjutan untuk perdamaian jangka panjang harus berada dalam kerangka solusi dua negara, dan mengakhiri Pendudukan serta pembentukan negara yang sepenuhnya independen, demokratis, bersebelahan, dan saling mendukung.”

“Negara Palestina yang berdaulat dan layak, di mana Gaza merupakan bagian integralnya sejalan dengan hukum internasional, resolusi PBB yang relevan, dan perjanjian bilateral yang ada,” papar dia.

Pernyataan Dujarric muncul setelah Netanyahu mengusulkan kepada Kabinet satu rencana untuk kendali penuh keamanan Israel yang tidak terbatas atas Gaza, dan penutupan badan UNRWA sebagai bagian dari rencananya ketika perang di Gaza selesai.

“Saya juga ingin menambahkan bahwa kami masih sangat prihatin dengan retorika, rencana, dan upaya berkelanjutan yang melemahkan kerja UNRWA,” ujar Dujarric.



Dia menekankan, “Rencana tersebut bertentangan dengan apa yang kami harapkan, bagi masyarakat Gaza, yang kami harapkan, sejujurnya, kemampuan Israel dan Palestina untuk hidup berdampingan secara damai.”

Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober oleh kelompok Palestina, Hamas.

Israel telah menewaskan lebih dari 29.410 orang dan menyebabkan kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok. Hampir 70.000 orang terluka.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1034 seconds (0.1#10.140)