China Ejek AS Pamer Kekuatan di Pasifik Barat dengan 5 Kapal Induk

Jum'at, 23 Februari 2024 - 22:01 WIB
loading...
China Ejek AS Pamer Kekuatan di Pasifik Barat dengan 5 Kapal Induk
Jet tempur A/F 18E Super Hornet berada di atas kapal induk USS Theodore Roosevelt. Foto/US Navy/Zachary Wheeler
A A A
BEIJING - Ketika militer Ukraina yang didukung Amerika Serikat (AS) terus menderita kerugian besar di medan perang dan Pentagon terjebak dalam konflik Israel-Palestina, pemerintahan Biden memutuskan mengerahkan kekuatannya di Pasifik untuk mengirimkan “sinyal kuat” ke China.

Baru-baru ini, Newsweek melaporkan lima kapal induk kelas Nimitz AS atau hampir separuh armada kapal induk AS, akan dikerahkan ke Pasifik Barat dalam beberapa pekan mendatang.

Langkah itu untuk meyakinkan sekutu regional Washington bahwa mereka tidak dilupakan seiring perang di Ukraina dan Jalur Gaza.

Kapal perang yang dipilih untuk unjuk kekuatan antara lain USS Abraham Lincoln, USS Carl Vinson, USS Theodore Roosevelt, USS Ronald Reagan, dan USS George Washington.

Carl Vinson dan Theodore Roosevelt sudah beroperasi di wilayah tersebut, menurut surat kabar tersebut, dan Carl Vinson sebelumnya berpartisipasi dalam latihan angkatan laut gabungan AS-Filipina di Laut China Selatan.

Latihan tersebut dilakukan di wilayah maritim yang disengketakan pada awal Januari. Kapal perang Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN) terlihat di sekitar lokasi, dilaporkan sedang "mengamati" manuver AS.

Pada Februari, Carl Vinson dan Theodore Roosevelt berpartisipasi dalam latihan militer bersama Jepang di Laut Filipina.

“Pameran kekuatan mungkin akan memuaskan beberapa negara sekutu, namun hal ini juga dapat menegaskan kesan di negara-negara sahabat dan negara-negara yang bermusuhan bahwa AS terlalu kewalahan dan berusaha mengambil terlalu banyak tugas pada saat yang sama,” ungkap lembaga think tank Quincy yang berbasis di DC Institute for Responsible Statecraft.



Lembaga itu memperingatkan, "AS tidak mampu menanggung krisis baru di Asia Timur selain konflik-konflik lain yang terlibat di dalamnya."

Di sisi lain, reaksi media China terhadap pengerahan tersebut sangat luar biasa. The Global Times, harian China yang terkenal dengan sikap garis kerasnya, mencemooh pengerahan pasukan yang akan datang itu hanya sebagai “hype”.

“Sebenarnya, saat ini dan untuk beberapa waktu ke depan, satu-satunya kapal induk AS yang aktif dikerahkan adalah USS Theodore Roosevelt,” papar media tersebut, mengutip South China Sea Strategic Situation Probing Initiative (SCSPI), organisasi think tank yang berbasis di Beijing.

Menurut SCSPI, USS Carl Vinson meninggalkan Pearl Harbor pada Senin dan diperkirakan akan menyelesaikan penempatannya di Pasifik Barat dalam perjalanan kembali ke benua Amerika Serikat.

Saat USS Ronald Reagan sedang menjalani pemeliharaan di Yokosuka, USS Abraham Lincoln kembali ke San Diego pada 16 Februari.

Sementara itu, USS George Washington sedang berlayar di lepas pantai timur AS di Samudera Atlantik, menurut laporan yang berbasis di Beijing, mengutip data pelacakan armada yang diterbitkan USNI News.

Hanya USS Theodore Roosevelt yang saat ini beroperasi di Laut Filipina setelah meninggalkan Guam pada 14 Februari, menurut SCSPI.

Mengutip pakar militer China, Global Times menyatakan skeptisisme terhadap kemampuan Washington mengerahkan kelima kapal induk ke Pasifik Barat sekaligus.

Media mencatat Amerika telah terlibat dalam terlalu banyak konflik sehingga tidak mampu mengirim setengah dari armada kapal induknya untuk mengerahkan kekuatan mereka di wilayah tersebut.

Selain itu, industri pembuatan kapal AS “juga mengalami penurunan,” yang mengakibatkan periode pemeliharaan yang lebih lama bagi kapal induk Amerika, tulis harian China tersebut.

Media memperkirakan Washington hanya dapat mengirim tidak lebih dari tiga kapal perang semacam itu ke Pasifik Barat dalam waktu dekat.

“Bagaimanapun juga, (setiap) upaya untuk menghalangi calon pesaing melalui unjuk kekuatan tidak akan mencapai tujuannya, namun hanya akan memicu ketegangan di kawasan,” simpul pernyataan China.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1231 seconds (0.1#10.140)