Trump pada Iran: Jangan Pernah Ancam AS atau Menderita Konsekuensi!

Senin, 23 Juli 2018 - 11:42 WIB
Trump pada Iran: Jangan...
Trump pada Iran: Jangan Pernah Ancam AS atau Menderita Konsekuensi!
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan pesan keras kepada Presiden Iran Hassan Rouhani melalui Twitter. Trump menyatakan, Rouhani jangan pernah mengancam Washington lagi atau Teheran akan merasakan konsekuensinya.

"Kepada Presiden Iran Rouhani; Jangan pernah, sekali-kali mengancam Amerika Serikat lagi atau Anda akan menderita konsekuensi sepanjang sejarah," tulis Trump di akun Twitter-nya, @realDonaldTrump, Senin (23/7/2018). Tweet Trump ditulis dengan huruf kapital sebagai penekanan dari pesan kuatnya.Baca Juga: Iran Klaim 'Ibu dari Semua Perang', AS Tak Takut
Pesan Trump itu muncul beberapa jam setelah Presiden Rouhani menyatakan bahwa perang dengan Iran akan menjadi "ibu dari semua perang".

"Hari ini, berbicara dengan AS tidak memiliki makna. Tuan Trump, kami berwibawa dan penjaga keamanan Teluk sepanjang sejarah, jangan bermain-main dengan singa, Anda akan menyesalinya," kata Rouhani dalam pertemuan diplomat Iran.

"Musuh harus memahami dengan baik bahwa perang dengan Iran adalah ibu dari semua perang dan perdamaian dengan Iran adalah ibu dari semua perdamaian," lanjut dia.

"Kami tidak pernah terintimidasi dan akan menanggapi ancaman dengan ancaman," imbuh Rouhani.Baca Juga: Menlu AS Mike Pompeo Sebut Para Pemimpin Iran Mafia
Retorika Rouhani direspons Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo saat pidato di Reagan Foundation. "Kami tidak takut untuk menangani rezim (Iran) pada level tertinggi," katanya.

Dia mengataakan, Washington menghendaki semua negara mengurangi impor minyak Iran hingga mendekati level nol.

Menurutnya, pemerintah AS sudah meluncurkan saluran berbahasa Farsi atau Persia di televisi, radio, digital dan format media sosial."Untuk menjangkau orang Iran di Iran dan di seluruh dunia," katanya. Langkah itu merupakan dukungan bagi warga Iran yang anti-rezim.

Seperti diketahui, pada bulan Mei, Trump mengumumkan bahwa AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015. Kesepakatan nuklir ini diteken Iran bersama enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China) pada 2015. Dalam kesepakatan tersebut, Teheran bersedia mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi atau embargo internasional.

Hengkangnya AS dari kesepakatan itu ditindaklanjuti dengan keputusan Trump untuk memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran. Jika resmi berlaku, Iran tidak akan bisa mengekspor minyaknya ke luar negeri karena AS akan menjatuhkan sanksi bagi negara yang mengimpornya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1076 seconds (0.1#10.140)