Latihan Perang Rusia Picu Kepanikan di Desa Armenia
A
A
A
YEREVAN - Latihan militer yang dilakukan oleh Rusia memicu aksi protes Armenia. Pasalnya tentara Rusia tiba-tiba muncul di sebuah desa Armenia, mengerahkan kendaraan militer dan melakukan tembakan kosong.
Desa Panik yang berada di barat lau Armenia lokasinya berdekatan dengan tempat latihan militer yang digunakan oleh tentara Rusia yang ditempatkan di negara bekas Soviet.
Mengomentari insiden itu, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab harus dihukum.
"Saya melihat insiden ini sebagai provokasi yang ditujukan untuk hubungan Armenia-Rusia, dan juga sebagai provokasi terhadap kedaulatan Armenia," kata Pashinyan seperti dikutip dari Deutsche Welle, Jumat (20/7/2018).
Secara terpisah, menteri pertahanan Armenia David Tonoyan mengatakan dia tengah bersama komandan pangkalan Rusia, Vladimir Elkanov, bersama wakil-wakil penting Rusia di Armenia.
Tonoyan mengatakan bahwa pihak Rusia secara resmi mengucapkan permintaan maaf dan jaminan bahwa mereka akan lebih konsisten dengan masalah perencanaan dan pemberitahuan di masa depan.
Para pejabat Armenia juga mengatakan bahwa insiden itu sedang diselidiki dan para perwira Rusia mengatakan itu tidak akan terjadi lagi.
Rusia adalah sekutu dekat Armenia, yang terkunci dalam konflik dengan negara bekas Soviet lainnya, Azerbaijan, di atas wilayah Nagorno-Karabakh. Rusia mempertahankan kontingen beberapa ribu pasukan di tanah Armenia. Hubungan antara Yerevan dan Moskow diuji pada tahun 2015, ketika seorang tentara Rusia yang bertugas di pangkalan itu menewaskan tujuh orang. Secara terpisah, seorang bocah setempat tewas setelah menemukan bom yang tidak meledak.
Desa Panik yang berada di barat lau Armenia lokasinya berdekatan dengan tempat latihan militer yang digunakan oleh tentara Rusia yang ditempatkan di negara bekas Soviet.
Mengomentari insiden itu, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab harus dihukum.
"Saya melihat insiden ini sebagai provokasi yang ditujukan untuk hubungan Armenia-Rusia, dan juga sebagai provokasi terhadap kedaulatan Armenia," kata Pashinyan seperti dikutip dari Deutsche Welle, Jumat (20/7/2018).
Secara terpisah, menteri pertahanan Armenia David Tonoyan mengatakan dia tengah bersama komandan pangkalan Rusia, Vladimir Elkanov, bersama wakil-wakil penting Rusia di Armenia.
Tonoyan mengatakan bahwa pihak Rusia secara resmi mengucapkan permintaan maaf dan jaminan bahwa mereka akan lebih konsisten dengan masalah perencanaan dan pemberitahuan di masa depan.
Para pejabat Armenia juga mengatakan bahwa insiden itu sedang diselidiki dan para perwira Rusia mengatakan itu tidak akan terjadi lagi.
Rusia adalah sekutu dekat Armenia, yang terkunci dalam konflik dengan negara bekas Soviet lainnya, Azerbaijan, di atas wilayah Nagorno-Karabakh. Rusia mempertahankan kontingen beberapa ribu pasukan di tanah Armenia. Hubungan antara Yerevan dan Moskow diuji pada tahun 2015, ketika seorang tentara Rusia yang bertugas di pangkalan itu menewaskan tujuh orang. Secara terpisah, seorang bocah setempat tewas setelah menemukan bom yang tidak meledak.
(ian)