AS Bakal Kerahkan 5 Kapal Induk untuk Unjuk Kekuatan pada China

Kamis, 15 Februari 2024 - 13:25 WIB
loading...
A A A
“Kita akan lebih mampu ketika kita bekerja sama untuk mengatasi tantangan keamanan maritim bersama,” imbuh Laksamana Muda Christopher Alexander, komandan Carrier Strike Group Nine USS Theodore Roosevelt.

“Mampu secara konsisten melakukan operasi kompleks seperti ini menunjukkan fleksibilitas yang melekat pada Angkatan Laut AS untuk beroperasi kapan pun dan di mana pun yang kita pilih, memberikan pilihan yang fleksibel bagi negara dan sekutu kita untuk pencegahan dan pertahanan,” katanya.

Juga pada bulan Januari, USS Carl Vinson melakukan latihan Angkatan Laut dengan Korea Selatan dan Jepang di Laut China Timur, menyusul penembakan rudal balistik jarak menengah oleh Korea Utara.

Latihan trilateral tersebut terdiri dari pelayaran bersama, operasi komunikasi maritim tingkat lanjut, pelatihan operasi larangan maritim, latihan tempur udara, pertukaran staf, dan integrasi.

“Kapal induk adalah salah satu aset yang paling terlihat dalam militer kita. Mengerahkan banyak kapal induk ke suatu wilayah mengirimkan sinyal yang sangat jelas kepada musuh,” kata Brian Hart, peneliti China Power Project di lembaga think tank Centre for Strategic and International Studies yang berbasis di Washington, seperti dikutip dari South China Morning Post, Kamis (15/2/2024).

“Mengingat perang di Ukraina, konflik di Timur Tengah, dan serangan Houthi di Laut Merah, militer AS ingin memberikan sinyal bahwa mereka dapat menangani situasi tersebut sambil tetap fokus pada prioritas utama, yaitu Indo-Pasifik. "

Benjamin Barton, profesor di kampus Universitas Nottingham di Malaysia, mengatakan pengerahan tersebut dimaksudkan untuk menandakan fokus Washington pada Indo-Pasifik, meskipun terjadi konflik di Eropa dan Timur Tengah.

“Tampaknya ada beberapa alasan yang dipertaruhkan: yang pertama jelas untuk mengirimkan sinyal kuat kepada kekuatan sekutu—yang memberikan kepastian—dan saingan—dalam pencegahan—di Indo-Pasifik,” kata Barton.

“[Juga] untuk menyatakan bahwa meskipun kebijakan luar negeri AS saat ini dipengaruhi oleh dua konflik strategis yang terjadi di luar Asia—agresi Rusia di Ukraina, situasi di Gaza—Indo-Pasifik masih berada di garis depan keprihatinan strategisnya," paparnya.

Barton menambahkan, "Menahan china di kawasan ini tetap menjadi prioritas utama, bahkan jika hubungan bilateral telah membaik”.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0816 seconds (0.1#10.140)