Inggris Meminta Israel Berhenti dan Memikirkan Masalah Gaza
loading...
A
A
A
Dalam postingan di X, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock juga memperkirakan, “Serangan tentara Israel di Rafah akan menjadi bencana kemanusiaan.”
Dia menegaskan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memiliki tanggung jawab untuk “mengurangi penderitaan penduduk sipil sebanyak mungkin.”
Arab Saudi telah memperingatkan Israel akan “dampak yang sangat serius” jika mereka tetap melanjutkan rencana serangan darat di Gaza selatan.
Sementara itu, Utusan Kepresidenan Rusia untuk Timur Tengah dan Afrika Mikhail Bogdanov mengatakan kepada wartawan bahwa Moskow memandang prospek serangan Israel di Rafah “sangat negatif,” dan menggambarkan permusuhan yang terus berlanjut sebagai “bencana.”
Pada Jumat, kantor Netanyahu mengklaim tujuan Israel untuk “menghilangkan Hamas” tidak dapat dicapai tanpa membersihkan Rafah dari sisa pejuang.
Israel menyatakan perang terhadap kelompok Islam tersebut setelah Hamas dan pejuang sekutunya menyerang kota-kota Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.
Hamas menegaskan Operasi Badai Al-Aqsa digelar karena rezim kolonial Israel dan pemukim Zionis terus menyerang Masjid Al-Aqsa dan menangkap serta membunuh ribuan warga sipil Palestina.
Lusinan tawanan kemudian dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran tahanan selama jeda kemanusiaan seminggu pada bulan November.
Israel telah membunuh lebih dari 28.000 warga Palestina sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan di Gaza.
Dia menegaskan pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memiliki tanggung jawab untuk “mengurangi penderitaan penduduk sipil sebanyak mungkin.”
Arab Saudi telah memperingatkan Israel akan “dampak yang sangat serius” jika mereka tetap melanjutkan rencana serangan darat di Gaza selatan.
Sementara itu, Utusan Kepresidenan Rusia untuk Timur Tengah dan Afrika Mikhail Bogdanov mengatakan kepada wartawan bahwa Moskow memandang prospek serangan Israel di Rafah “sangat negatif,” dan menggambarkan permusuhan yang terus berlanjut sebagai “bencana.”
Pada Jumat, kantor Netanyahu mengklaim tujuan Israel untuk “menghilangkan Hamas” tidak dapat dicapai tanpa membersihkan Rafah dari sisa pejuang.
Israel menyatakan perang terhadap kelompok Islam tersebut setelah Hamas dan pejuang sekutunya menyerang kota-kota Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.
Hamas menegaskan Operasi Badai Al-Aqsa digelar karena rezim kolonial Israel dan pemukim Zionis terus menyerang Masjid Al-Aqsa dan menangkap serta membunuh ribuan warga sipil Palestina.
Lusinan tawanan kemudian dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran tahanan selama jeda kemanusiaan seminggu pada bulan November.
Israel telah membunuh lebih dari 28.000 warga Palestina sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan di Gaza.
(sya)