SDF Telanjangi dan Mutilasi Wanita Kurdi, Kerabat Angkat Bicara

Kamis, 12 Juli 2018 - 04:45 WIB
SDF Telanjangi dan Mutilasi Wanita Kurdi, Kerabat Angkat Bicara
SDF Telanjangi dan Mutilasi Wanita Kurdi, Kerabat Angkat Bicara
A A A
AFRIN - Saat operasi "Olive Branch" militer Turki terhadap milisi Kurdi di kota Afrin, Suriah barat laut awal tahun ini, muncul video mengejutkan yang viral di media sosial. Video itu menunjukkan seorang serdadu wanita Kurdi yang tewas dalam pertempuran ditelanjangi dan dimutilasi oleh Pasukan Demokratis Suriah (SDF).

SDF adalah salah satu faksi pemberontak Suriah yang didukung oleh militer Turki. Video pelecehan terhadap jasad serdadu wanita Kurdi itu telah memicu kecaman masyarakat internasional.

Korban merupakan serdadu YPG Kurdi. Identitasnya lama tak terungkap sebelum akhirnya kerabat mengenalinya setelah menonton video.

“Dia cantik, kawan,” kata salah satu tentara SDF dalam video, di mana dia melakukan selfie dengan jasad korban yang dilecehkan. Beberapa tentara SDF lainnya menerikkan takbir. Ada juga yang mencelanya dengan sebutan "babi betina".

Masih menurut gambar di video, salah satu tentara SDF meletakkan sepatu kotornya ke dalam dada korban dan yang lain meletakkan moncong senapan di kepala korban.

Korban diketahui bernama Barin Kobani, 27.

“Saya sedang memeriksanya di Facebook dan saya menemukan video itu dan sangat terkejut; itu sangat mengerikan sehingga saya tidak memiliki kata-kata," kata Ahmed, 31, kakak korban kepada Fox News.

"Saya (semula) tidak tahu siapa gadis itu dan kemudian seorang komentator menulis itu adalah Barin Kobani," ujar Ahmed.

Dalam keputusasaan, dia memanggil orang-orang di sekitar dan berharap wanita di video itu adalah orang lain dengan nama yang sama. Namun dalam beberapa jam, pejabat SDF membenarkan apa yang dikhawatirkan Ahmed bahwa korban benar-benar adiknya.

Dalam kesedihan, dia menyampaikan berita itu kepada keluarga. Mereka percaya Barin, 27, tewas pada 3 Februari saat bertempur di sebuah desa di luar Afrin. Rekaman video itu baru muncul di Internet beberapa hari setelah tanggal kematiannya.

Ahmed mengatakan bahwa adiknya yang bernama asli Amina Omar, bergabung dengan YPG sebagai seorang pejuang setelah genosida dan penculikan ribuan wanita Yazidi oleh ISIS di Gunung Sinjar, Irak.

Keluarga Ahmed membantu seorang penyelundup untuk menyelamatkan tiga budak seks dari sekapan ISIS di Raqqa. Keluarga itu juga menjamu para mantan sandera itu selama beberapa minggu sebelum mereka dapat kembali ke Irak.

"Barin membawa gadis-gadis ke pasar dan membeli barang-barang untuk mereka dan anak-anak mereka," kenang ibu Barin, Zahra yang berusia 55 tahun. Dia menangis ketika mengingat sosok putrinya yang tewas dengan kondisi dilecehkan.

"Dia sangat terpengaruh oleh apa yang terjadi pada mereka (para sandera ISIS). Untuk waktu yang lama, dia ingin bertempur tetapi tidak memiliki kepercayaan diri. Gadis-gadis yang diselamatkan ini memberinya kepercayaan diri untuk berbuat lebih banyak."

Barin, anak tengah dari sembilan anak, mulai bergabung di YPG sebagai "pejuang biasa". Menurut Ahmed, dia mendapatkan status "komandan" tahun lalu dan melanjutkan untuk memimpin operasi pembebasan Raqqa dari ISIS.

Barin begitu berdedikasi pada perannya. Sejak bergabung di YPG, keluarganya jarang bisa melihatnya sampai akhirnya video pelecehan jasadnya viral di media sosial.

"Kami ingin memberi tahu Barin bahwa kami merindukannya dan bertanya padanya apakah dia akan tinggal di kehidupan yang sulit ini selamanya,” kenang Ahmed.

"Dia bersikeras bahwa tidak ada kehidupan lain untuknya, bahwa dia bertekad untuk menjadi orang tingkat tinggi dan membawa perubahan pada hak-hak wanita," ujarnya, yang dilansir Kamis (12/7/2018).

video tentang pelecehan jasad Barin pertama kali diperoleh oleh LSM Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris.

"Sangat sulit bagi kami, tetapi penting agar video ini tidak dihapus," kata Ahmed. "Kami ingin orang-orang mengetahui tindakan tidak manusiawi ini dan mengapa kami takut akan masa depan kami. Kami berharap mungkin video ini akan mengakhiri perang ini, tetapi ternyata tidak."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4569 seconds (0.1#10.140)