Media AS Soroti Pemilu Indonesia, Sebut Jokowi Biang Kemunduran Demokrasi
loading...
A
A
A
"Para kritikus mengatakan bahwa ketika Presiden Joko Widodo mendorong program infrastruktur dan kesejahteraan, dia juga memimpin kemunduran dalam norma-norma demokrasi," tulis New York Times.
"Dan kini, tambah mereka, dia sedang bermanuver untuk memperluas pengaruhnya di dunia politik setelah dia tidak lagi menjabat."
Selebihnya, Jokowi dipandang mendukung Prabowo Subianto, calon presiden (capres) yang pernah menjadi saingannya dan dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia, untuk menjadi penggantinya—yang bahkan membuat khawatir beberapa pendukungnya.
Hasil pemilu ini dapat menentukan masa depan demokrasi di Indonesia, yang merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Untuk pertama kalinya dalam 15 tahun, para pemilih dapat memilih dari tiga capres: Prabowo, Menteri Pertahanan saat ini; Anies Baswedan, mantan Gubernur Jakarta; dan Ganjar Pranowo, yang telah memerintah Jawa Tengah.
Menurut New York Times, setahun yang lalu, banyak masyarakat Indonesia yang menganggap Ganjar—kandidat yang diajukan oleh partai politik pendukung Jokowi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)—adalah kandidat yang bisa ditipu.
Media itulantas menyoroti langkah Ganjar yang pernah melarang tim Israel memasuki Indonesia untuk berlaga di Piala Dunia U-20.
Sekadar diketahui, langkah Ganjar itu sejalan dengan kebijakan luar negeri Indonesia yang membela Palestina.
New York Times juga menyoroti langkah kilat putra Jokowo; Gibran Rakabuming Raka, dalam upaya meraih kekuasaan dengan menjadi calon wakil presiden (cawapres) pasangan Prabowo.
Pada bulan Oktober, ipar laki-laki Jokowi memberikan suara penentu di Mahkamah Konstitusi untuk mengubah peraturan yang memungkinkan Gibran (36) mencalonkan diri sebagai wakil presiden.
"Dan kini, tambah mereka, dia sedang bermanuver untuk memperluas pengaruhnya di dunia politik setelah dia tidak lagi menjabat."
Selebihnya, Jokowi dipandang mendukung Prabowo Subianto, calon presiden (capres) yang pernah menjadi saingannya dan dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia, untuk menjadi penggantinya—yang bahkan membuat khawatir beberapa pendukungnya.
Hasil pemilu ini dapat menentukan masa depan demokrasi di Indonesia, yang merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Untuk pertama kalinya dalam 15 tahun, para pemilih dapat memilih dari tiga capres: Prabowo, Menteri Pertahanan saat ini; Anies Baswedan, mantan Gubernur Jakarta; dan Ganjar Pranowo, yang telah memerintah Jawa Tengah.
Media AS soal Ganjar
Menurut New York Times, setahun yang lalu, banyak masyarakat Indonesia yang menganggap Ganjar—kandidat yang diajukan oleh partai politik pendukung Jokowi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)—adalah kandidat yang bisa ditipu.
Media itulantas menyoroti langkah Ganjar yang pernah melarang tim Israel memasuki Indonesia untuk berlaga di Piala Dunia U-20.
Sekadar diketahui, langkah Ganjar itu sejalan dengan kebijakan luar negeri Indonesia yang membela Palestina.
Langkah Kilat Gibran dan Rekam Jejak Prabowo
New York Times juga menyoroti langkah kilat putra Jokowo; Gibran Rakabuming Raka, dalam upaya meraih kekuasaan dengan menjadi calon wakil presiden (cawapres) pasangan Prabowo.
Pada bulan Oktober, ipar laki-laki Jokowi memberikan suara penentu di Mahkamah Konstitusi untuk mengubah peraturan yang memungkinkan Gibran (36) mencalonkan diri sebagai wakil presiden.