5 Negara Timur Tengah Menentang Invasi Darat Israel ke Rafah, Mungkinkan Perang Arab dan Israel Akan Terulang?
loading...
A
A
A
GAZA - Sedikitnya lima negara Timur Tengah menentang rencana invasi darat Israel ke Rafah yang berbatasan langsung dengan Mesir. Banyak pihak khawatir invasi tersebut akan memicu terulangnya Perang Arab melawan Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer untuk mengajukan rencana ganda untuk mengevakuasi warga Palestina dari Rafah. Padahal, Rafah adalah rumah bagi lebih dari 2 juta penduduk yang mencari perlindungan dari perang, dan untuk mengalahkan “batalion Hamas” yang tersisa.
PBB mengatakan sekitar setengah dari 2,4 juta penduduk Gaza kini berlindung di kota tersebut. Apalagi, banyak dari mereka tidur di luar tenda dan tempat penampungan sementara, serta meningkatnya kekhawatiran mengenai kekurangan makanan, air dan sanitasi.
Foto/Reuters
Kementerian Luar Negeri Kuwait “menyatakan keprihatinannya yang mendalam terhadap rencana pasukan pendudukan Israel untuk menyerang kota Rafah di Jalur Gaza setelah mendeportasi secara paksa warga sipilnya.”
Pernyataan tersebut menegaskan kembali sikap Kuwait yang menolak “praktik agresif dan skema pengungsian terhadap rakyat Palestina.”
Mereka juga menegaskan kembali posisinya yang mendesak “komunitas internasional dan Dewan Keamanan untuk memenuhi tanggung jawab mereka dalam melindungi warga sipil Palestina yang tidak bersalah.”
Badan tersebut mendorong “pengaktifan mekanisme akuntabilitas internasional untuk mengakhiri pelanggaran Israel terhadap hukum internasional, hukum kemanusiaan, dan resolusi internasional yang sah.”
Foto/Reuters
Doha memperingatkan akan terjadinya “bencana kemanusiaan di kota tersebut, yang telah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi ratusan ribu pengungsi di wilayah kantong yang terkepung.”
“Qatar Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak mencegah pasukan pendudukan Israel menginvasi Rafah dan melakukan genosida di kota tersebut," demikian keterangan Qatar, dilansir Middle East Monitor.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer untuk mengajukan rencana ganda untuk mengevakuasi warga Palestina dari Rafah. Padahal, Rafah adalah rumah bagi lebih dari 2 juta penduduk yang mencari perlindungan dari perang, dan untuk mengalahkan “batalion Hamas” yang tersisa.
PBB mengatakan sekitar setengah dari 2,4 juta penduduk Gaza kini berlindung di kota tersebut. Apalagi, banyak dari mereka tidur di luar tenda dan tempat penampungan sementara, serta meningkatnya kekhawatiran mengenai kekurangan makanan, air dan sanitasi.
5 Negara Timur Tengah Menentang Invasi Darat Israel ke Rafah, Mungkinkan Perang Arab dan Israel Akan Terulang?
1. Kuwait
Foto/Reuters
Kementerian Luar Negeri Kuwait “menyatakan keprihatinannya yang mendalam terhadap rencana pasukan pendudukan Israel untuk menyerang kota Rafah di Jalur Gaza setelah mendeportasi secara paksa warga sipilnya.”
Pernyataan tersebut menegaskan kembali sikap Kuwait yang menolak “praktik agresif dan skema pengungsian terhadap rakyat Palestina.”
Mereka juga menegaskan kembali posisinya yang mendesak “komunitas internasional dan Dewan Keamanan untuk memenuhi tanggung jawab mereka dalam melindungi warga sipil Palestina yang tidak bersalah.”
Badan tersebut mendorong “pengaktifan mekanisme akuntabilitas internasional untuk mengakhiri pelanggaran Israel terhadap hukum internasional, hukum kemanusiaan, dan resolusi internasional yang sah.”
2. Qatar
Foto/Reuters
Doha memperingatkan akan terjadinya “bencana kemanusiaan di kota tersebut, yang telah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi ratusan ribu pengungsi di wilayah kantong yang terkepung.”
“Qatar Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak mencegah pasukan pendudukan Israel menginvasi Rafah dan melakukan genosida di kota tersebut," demikian keterangan Qatar, dilansir Middle East Monitor.