Pasukan Israel Lepas Anjing Penyerang ke Bocah Palestina Umur 4 Tahun
loading...
A
A
A
TEPI BARAT - Pasukan kolonial Israel melepaskan seekor anjing penyerang terhadap seorang anak laki-laki Palestina berusia empat tahun di wilayah utara Tepi Barat pekan ini.
Laporan aksi brutal itu diungkap Defense for Children International-Palestine (DCIP).
“Pasukan Israel melepaskan seekor anjing militer ke apartemen keluarga Hashash pada pagi hari tanggal 4 Februari setelah melakukan operasi penangkapan di kamp pengungsi Balata, dekat Nablus di wilayah utara Tepi Barat yang diduduki,” ungkap dokumentasi yang dikumpulkan kelompok hak asasi manusia itu.
Anjing itu berlari ke dalam apartemen dan mulai menyerang Ibrahim Hashash yang berusia empat tahun setelah menjatuhkannya dari pelukan ibunya.
Anjing itu merobek pakaian Ibrahim dan berulang kali menggigit bagian bawah tubuhnya hingga mengeluarkan banyak darah.
Serangan berlanjut sekitar tiga menit sebelum pasukan pendudukan Israel memasuki apartemen dan mengambil anjing tersebut dari Ibrahim.
Ambulans membawa Ibrahim ke Rumah Sakit Rafidia di Nablus, di mana dia dirawat karena luka dalam dan luar.
“Pasukan Israel secara rutin menunjukkan pengabaian, dan sering kali penghinaan, terhadap kehidupan dan keselamatan anak-anak Palestina,” tegas Ayed Abu Eqtaish, direktur program akuntabilitas di DCIP.
Dia menekankan, “Dalam lingkungan yang sangat termiliterisasi di mana impunitas sistemik adalah hal yang lumrah, anak-anak seperti Ibrahim akan semakin sering menjadi sasaran.”
Ibrahim akan tetap di rumah sakit sampai dia menjalani operasi plastik untuk memperbaiki lukanya, menurut informasi medis yang dikumpulkan DCIP.
“Anjing itu mengeluarkan suara-suara menakutkan saat menggigit Ibrahim, dan darah mengucur deras saat dia menjerit dan menangis hebat,” papar ibu Ibrahim, yang tidak bisa melepaskan anjing itu dari anaknya.
Pasukan Israel secara sistematis menggunakan anjing militer untuk menyerang warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, selama serangan militer ke kota-kota Palestina.
Aksi brutal rezim kolonial apartheid Israel itu terjadi seiring genosida yang masih dilakukan Zionis di Jalur Gaza.
Rezim penjajah Israel telah membunuh lebih dari 27.000 warga Palestina di Gaza tanpa ada sanksi internasional. Amerika Serikat menjadi pemasok utama senjata yang digunakan pasukan Zionis itu.
Laporan aksi brutal itu diungkap Defense for Children International-Palestine (DCIP).
“Pasukan Israel melepaskan seekor anjing militer ke apartemen keluarga Hashash pada pagi hari tanggal 4 Februari setelah melakukan operasi penangkapan di kamp pengungsi Balata, dekat Nablus di wilayah utara Tepi Barat yang diduduki,” ungkap dokumentasi yang dikumpulkan kelompok hak asasi manusia itu.
Anjing itu berlari ke dalam apartemen dan mulai menyerang Ibrahim Hashash yang berusia empat tahun setelah menjatuhkannya dari pelukan ibunya.
Anjing itu merobek pakaian Ibrahim dan berulang kali menggigit bagian bawah tubuhnya hingga mengeluarkan banyak darah.
Serangan berlanjut sekitar tiga menit sebelum pasukan pendudukan Israel memasuki apartemen dan mengambil anjing tersebut dari Ibrahim.
Ambulans membawa Ibrahim ke Rumah Sakit Rafidia di Nablus, di mana dia dirawat karena luka dalam dan luar.
“Pasukan Israel secara rutin menunjukkan pengabaian, dan sering kali penghinaan, terhadap kehidupan dan keselamatan anak-anak Palestina,” tegas Ayed Abu Eqtaish, direktur program akuntabilitas di DCIP.
Dia menekankan, “Dalam lingkungan yang sangat termiliterisasi di mana impunitas sistemik adalah hal yang lumrah, anak-anak seperti Ibrahim akan semakin sering menjadi sasaran.”
Ibrahim akan tetap di rumah sakit sampai dia menjalani operasi plastik untuk memperbaiki lukanya, menurut informasi medis yang dikumpulkan DCIP.
“Anjing itu mengeluarkan suara-suara menakutkan saat menggigit Ibrahim, dan darah mengucur deras saat dia menjerit dan menangis hebat,” papar ibu Ibrahim, yang tidak bisa melepaskan anjing itu dari anaknya.
Pasukan Israel secara sistematis menggunakan anjing militer untuk menyerang warga sipil Palestina, termasuk anak-anak, selama serangan militer ke kota-kota Palestina.
Aksi brutal rezim kolonial apartheid Israel itu terjadi seiring genosida yang masih dilakukan Zionis di Jalur Gaza.
Rezim penjajah Israel telah membunuh lebih dari 27.000 warga Palestina di Gaza tanpa ada sanksi internasional. Amerika Serikat menjadi pemasok utama senjata yang digunakan pasukan Zionis itu.
(sya)