Pertumpahan Darah Antarkomunal Pecah di Nigeria, 86 Tewas

Senin, 25 Juni 2018 - 11:04 WIB
Pertumpahan Darah Antarkomunal Pecah di Nigeria, 86 Tewas
Pertumpahan Darah Antarkomunal Pecah di Nigeria, 86 Tewas
A A A
ABUJA - Pertumpahan darah antarkomunal pecah di Nigeria tengah. Konflik yang melibatkan komunitas penggembala Muslim dan petani Kristen ini menyebabkan 86 orang terbunuh.

Presiden Nigeria Muhammadu Buhari pada Minggu malam meratapi kerusuhan antarkomunal tersebut. Dia menyebutnya sebagai "pembunuhan yang tidak menguntungkan bagi komunitas mana pun".

Konflik ini terjadi di negara bagian Plateau tengah. Menurut laporan yang bersumber dari kepolisian setempat, kerusuhan mulai terjadi pada hari Kamis lalu ketika petani etnis Berom menyerang penggembala dari etnis Fulani yang menewaskan lima orang.

Pada hari Sabtu, serangan balasan terjadi dan menyebabkan banyak kematian.

Wilayah yang dilanda konflik itu memiliki sejarah kekerasan selama puluhan tahun antara kelompok etnis yang bersaing untuk mendapatkan lahan.

Pemerintah Nigeria telah memberlakukan jam malam untuk di tiga wilayah di negara bagian Plateau.

Komisioner polisi negara, Undie Adie, mengatakan pencarian terhadap para warga desa dilakukan setelah pertumpahan darah menyebabkan 86 orang tewas dan enam lainnya terluka.

Dia mengatakan 50 rumah, 15 sepeda motor dan dua kendaraan lain telah dibakar selama kerusuhan terjadi.

Menurut pemerintah negara bagian Plateau, jam malam akan diberlakukan antara pukul 18.00-06.00 waktu setempat di Riyom, Barikin Ladi dan Jos South."Untuk mencegah kekacauan dan ketertiban hukum," bunyi pernyataan pemerintah setempat, yang dikutip BBC, Senin (25/6/2018).

Gubernur negara bagian setempat, Simon Lalong, mengatakan pekerjaan sedang berlangsung untuk mengamankan masyarakat yang terkena dampak."Dan menangkap para pelaku kejahatan ini," ujarnya.

"Sementara kami berdoa untuk minta bimbingan Tuhan agar melewati masa sulit ini, kami akan melakukan segala kemungkinan secara manusiawi untuk mengamankan negara kami dengan segera," imbuh dia.

Presiden Nigeria Muhammadu Buhari yang berasal dari etnis Fulani sedang berada di bawah tekanan untuk mengatasi ketegangan menjelang pemilu tahun 2019.

Pada bulan Januari dia memerintahkan kepala polisi setempat untuk mengatasi bentrokan. Pasukan khusus juga dikerahkan ke wilayah Benue, Nasarawa dan Taraba untuk mengamankan masyarakat yang rentan dan mencegah serangan lebih lanjut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2967 seconds (0.1#10.140)