Jenderal Nigeria Sebut Video Aksi Protes Berdarah di Lagos Hoaks
loading...
A
A
A
LAGOS - Tim panel pengadilan yang menyelidikidugaan tentara Nigeria menembak mati pengunjuk rasa damai di Lagos menonton video rekaman insiden tersebut. Video itu menunjukkan orang-orang terluka atau mengatakan bahwa mereka sedang ditembak. Namun seorang jenderal militer Nigeria menolak rekaman itu.
Brigadir Jenderal Ahmed Taiwo, kepala Divisi ke-81 tentara di Lagos, juga mengatakan tentara yang dikerahkan untuk mengamankan aksi protes dibekali dengan peluru tajam dan hampa, setelah sebelumnya mengatakan kepada panel bahwa hanya peluru hampa yang digunakan.
Tim panel sedang menyelidiki tuduhan bahwa tentara dan polisi bulan lalu melepaskan tembakan dan membunuh orang-orang yang memprotes kebrutalan polisi di Gerbang Tol Lekki Lagos.
Aksi protes sebagian besar berlangsung damai tetapi memicu beberapa kerusuhan sipil terburuk sejak Nigeria kembali ke pemerintahan sipil pada 1999. Puncaknya dalam peristiwa 20 Oktober, di mana kelompok hak asasi Amnesty International mengatakan tentara dan polisi telah menewaskan sedikitnya 12 pengunjuk rasa di dua distrik.
Baik tentara maupun polisi membantah telah membunuh para demonstran.
Tim panel pada hari Sabtu menyaksikan rekaman kamera pengintai dari peristiwa di gerbang tol pada malam 20 Oktober serta video yang dikirimkan oleh orang lain.(Baca juga: 69 Tewas dalam Aksi Protes Kebrutalan Polisi di Nigeria )
Satu video, dipasok oleh tentara, memperlihatkan seseorang terbaring di genangan darah.
"Kami menemukan itu video palsu," kata Taiwo, menambahkan bahwa rekaman itu telah ditemukan di dunia maya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (22/11/2020).
Tim panel juga melihat video lain termasuk satu di mana sebuah suara, di tengah suara tembakan, mengatakan: "Mereka menembaki pengunjuk rasa". Video lain menunjukkan kerumunan, di mana seorang wanita berteriak: "Mereka menembaki kami!"
Brigadir Jenderal Ahmed Taiwo, kepala Divisi ke-81 tentara di Lagos, juga mengatakan tentara yang dikerahkan untuk mengamankan aksi protes dibekali dengan peluru tajam dan hampa, setelah sebelumnya mengatakan kepada panel bahwa hanya peluru hampa yang digunakan.
Tim panel sedang menyelidiki tuduhan bahwa tentara dan polisi bulan lalu melepaskan tembakan dan membunuh orang-orang yang memprotes kebrutalan polisi di Gerbang Tol Lekki Lagos.
Aksi protes sebagian besar berlangsung damai tetapi memicu beberapa kerusuhan sipil terburuk sejak Nigeria kembali ke pemerintahan sipil pada 1999. Puncaknya dalam peristiwa 20 Oktober, di mana kelompok hak asasi Amnesty International mengatakan tentara dan polisi telah menewaskan sedikitnya 12 pengunjuk rasa di dua distrik.
Baik tentara maupun polisi membantah telah membunuh para demonstran.
Tim panel pada hari Sabtu menyaksikan rekaman kamera pengintai dari peristiwa di gerbang tol pada malam 20 Oktober serta video yang dikirimkan oleh orang lain.(Baca juga: 69 Tewas dalam Aksi Protes Kebrutalan Polisi di Nigeria )
Satu video, dipasok oleh tentara, memperlihatkan seseorang terbaring di genangan darah.
"Kami menemukan itu video palsu," kata Taiwo, menambahkan bahwa rekaman itu telah ditemukan di dunia maya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (22/11/2020).
Tim panel juga melihat video lain termasuk satu di mana sebuah suara, di tengah suara tembakan, mengatakan: "Mereka menembaki pengunjuk rasa". Video lain menunjukkan kerumunan, di mana seorang wanita berteriak: "Mereka menembaki kami!"