Dikecam Publik, Trump Akhiri Pemisahan Keluarga Imigran

Kamis, 21 Juni 2018 - 07:51 WIB
Dikecam Publik, Trump Akhiri Pemisahan Keluarga Imigran
Dikecam Publik, Trump Akhiri Pemisahan Keluarga Imigran
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump menandatangani sebuah perintah eksekutif untuk mengakhiri praktik pemisahan keluarga imigran dalam kebijakan imigrasinya. Keputusan ini muncul setelah praktik tersebut dikecam publik, termasuk keluarga Presiden Trump sendiri.

"Kami menjaga keluarga bersama," kata Trump kepada wartawan di Oval Office Gedung Putih, pada hari Rabu waktu Washington.

Sebelumnya, Istri Trump, Melania Trump, dalam percakapan pribadi dengan suaminya, mendesak agar presiden Trump bertindak sesuatu untuk mengakhiri krisis kemanusiaan. Hal itu diungkap seorang pejabat Gedung Putih yang berbicara dalam kondisi anonim.

Di Oval Office, Trump mengatakan bahwa dia juga mendengar kecaman dari putrinya tentang kebijakan tersebut.

"Ivanka merasa sangat kuat, istri saya sangat merasakannya, saya merasa sangat kuat tentang itu," kata presiden. "Kami akan menjaga keluarga bersama. Saya tidak suka pemandangan atau perasaan keluarga terpisah."

Pemimpin Vatikan, Paus Fransiskus, sebelumnya juga mengecam kebijakan "nirtolerasi" Pemerintah Trump yang berujung pada pemisahan keluarga imigran di perbatasan AS-Meksiko.

Menurut Paus, pemisahan anak-anak dari orang tua bertentangan dengan nilai-nilai Katolik dan tindakan tidak bermoral. "Itu tidak mudah, tetapi populisme bukanlah solusi," kata Paus Fransiskus.

Di bawah kebijakan Trump, pihak berwenang bisa mendakwa imigran yang tertangkap menyeberangi perbatasan AS-Meksiko secara ilegal. Sementara orang dewasa di penjara, anak-anak mereka dikirim ke tempat penampungan pemerintah.

New York Times, pada Kamis (21/6/2018), melaporkan perintah eksekutif itu masih memungkinkan pemerintah Trump untuk menahan keluarga imigran yang mencoba memasuki AS tanpa batas waktu. Tapi, sekarang keluarga imigran tidak akan berpisah ketika mereka berada dalam tahanan AS.

"Terima kasih atas kepemimpinan Anda," kata Menteri Keamanan Dalam Negeri Kirstjen Nielsen kepada Trump sebelum sang presiden menandatangani perintah eksekutif.

Trump juga melontarkan sindiran saat upacara penandatanganan perintah eksekutif berlangsung."Kami akan memiliki banyak orang yang bahagia," ucapnya.

Perintah eksekutif itu menginstruksikan pejabat pemerintah untuk melanjutkan kebijakan penegakan hukum “nirtoleransi” untuk setiap imigran yang melintasi perbatasan AS-Meksiko secara ilegal.

Sudah lebih dari 2.300 anak telah diambil dari orang tua mereka di perbatasan sejak awal Mei terkait kebijakan imigrasi yang ketat.

Selama berhari-hari, Trump telah berusaha untuk membelokkan tanggung jawab atas kebijakan tersebut dengan melemparkan kesalahan pada kubu Demokrat dan menuntut tindakan Kongres. Namun para pejabat tinggi pemerintahan, termasuk Kepala staf Gedung Putih, John Kelly, telah mengatakan bahwa kebijakan ini diperlukan untuk mencegah para migran yang mencoba memasuki AS secara ilegal.

"Dilemanya adalah jika Anda lemah, seperti yang diinginkan beberapa orang, jika Anda sungguh-sungguh, sangat menyedihkan, negara akan dibanjiri jutaan orang,” kata Trump. “Dan jika Anda kuat, maka Anda tidak punya hati. Itu dilema yang sulit. Mungkin saya lebih suka menjadi kuat tetapi itu dilema yang sulit," imbuh Trump.

Rekaman video yang menunjukkan anak-anak imigran duduk di dalam kerangkeng sembari menangis telah memicu kemarahan publik. Terlebih video itu disiarkan ke seluruh dunia.

Para pemerintah dari Amerika Tengah dan Meksiko menyambut keputusan Trump. Namun, mereka minta kepastian bahwa hak-hak warga negara mereka dihormati.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3720 seconds (0.1#10.140)