Horornya Kebakaran Hutan Chile Tewaskan 99 Orang: 'Ini Neraka, Sekarang Hujan Abu'
loading...
A
A
A
VALPARAISO - Kebakaran hutan yang mengerikan telah menewaskan 99 orang di kawasan wisata pesisir Valparaiso, Chile. Para korban selamat mengibaratkan kengerian itu seperti "neraka" dan sekarang terjadi hujan abu.
Presiden Chile Gabriel Boric telah mengumumkan keadaan darurat. Dia memperingatkan bahwa jumlah korban meninggal bisa meningkat secara signifikan ketika tim pencarian dan penyelamatan menyusuri lingkungan yang telah hancur.
Rosana Avendano, asisten dapur berusia 63 tahun, sedang jauh dari rumah ketika kobaan api besar mulai melanda Vina del Mar, kota tepi pantai tempat dia tinggal bersama suaminya.
"Mengerikan karena saya tidak bisa (ke rumah saya). Api datang ke sini...kami kehilangan segalanya," kata Avendano kepada AFP, Senin (5/2/2024).
“Suami saya sedang berbaring dan mulai merasakan panasnya api datang dan dia lari," ujarnya.
Dia mengkhawatirkan hal terburuk selama berjam-jam, tetapi akhirnya bisa menghubunginya.
“Tidak ada satu rumah pun yang tersisa di sini,” ujar seorang pensiunan, Lilian Rojas (67), kepada AFP tentang lingkungannya di dekat kebun raya Vina del Mar, yang juga hancur akibat kebakaran.
Organisasi yang bertanggung jawab menangani jenazah korban mengatakan pada Minggu sore bahwa mereka telah menampung 99 jasad, 32 di antaranya sudah teridentifikasi.
Berbicara sebelumnya di Quilpue, sebuah komunitas di lereng bukit yang hancur dekat Vina del Mar, Presiden Boric menyebutkan ada 64 orang yang meninggal, namun kemudian mengatakan bahwa jumlahnya pasti akan bertambah.
“Kami tahu jumlah korban jiwa akan meningkat secara signifikan,” tambahnya, sambil mengatakan bahwa ini adalah bencana paling mematikan di Chile sejak gempa bumi dan tsunami tahun 2010 yang menewaskan 500 orang.
Boric telah mengumumkan keadaan darurat dan menjanjikan dukungan pemerintah untuk membantu masyarakat bangkit kembali setelah dia terbang di atas daerah yang terkena dampak dengan helikopter pada Sabtu sore.
Menurut layanan bencana nasional, SENAPRED, hampir 26.000 hektare telah terbakar di wilayah tengah dan selatan pada hari Minggu.
Didukung oleh 31 helikopter pemadam kebakaran dan pesawat terbang, sekitar 1.400 petugas pemadam kebakaran, 1.300 personel militer dan sukarelawan berupaya memadamkan kobaran api.
Ketua SENAPRED Alvaro Hormazabal mengatakan petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan 34 kobaran api hingga Minggu pagi, dan 43 kobaran api lainnya berhasil dikendalikan.
“Kondisi cuaca akan terus menjadi rumit,” kata Hormazabal.
Pihak berwenang memberlakukan jam malam mulai pukul 21.00 hari Sabtu, sementara ribuan orang di daerah yang terkena dampak diperintahkan untuk mengungsi dari rumah mereka.
Di lereng bukit sekitar Vina del Mar, jurnalis AFP melihat seluruh blok rumah terbakar pada Jumat malam hingga Sabtu.
Beberapa korban tewas terlihat tergeletak di jalan, ditutupi selimut.
Kebakaran yang terjadi selama berhari-hari, memaksa pihak berwenang pada hari Jumat untuk menutup jalan yang menghubungkan wilayah Valparaiso dengan ibu kota Santiago, sekitar 1,5 jam perjalanan, karena awan asap yang sangat besar mengganggu jarak pandang.
Gambar yang diposting online dari pengendara yang terjebak menunjukkan gunung-gunung terbakar di ujung "Rute 68" yang terkenal menuju pantai Pasifik.
Menurut Menteri Dalam Negeri Carolina Toha, kebakaran yang terjadi pada akhir pekan tidak diragukan lagi merupakan peristiwa kebakaran paling mematikan dalam sejarah Chile.
“Ini adalah sebuah neraka,” kata Rodrigo Pulgar, warga yang selamat dari kebakaran mengerikan tersebut, kepada AFP.
"Saya mencoba membantu tetangga saya...rumah saya mulai terbakar di belakang kami. Saat ini hujan abu."
Dalam pidatonya pada hari Minggu, Paus Fransiskus, yang berasal dari negara tetangga; Argentina, menyerukan doa bagi mereka yang tewas dan terluka dalam kebakaran dahsyat di Chile.
Kebakaran ini disebabkan oleh gelombang panas musim panas dan kekeringan yang melanda bagian selatan Amerika Selatan yang disebabkan oleh fenomena cuaca El Nino, seiring dengan peringatan para ilmuwan bahwa pemanasan planet telah meningkatkan risiko bencana alam seperti panas terik dan kebakaran.
Meningkatnya suhu mengancam akan melanda lebih banyak wilayah di benua ini, ketika brigade terkait di Argentina telah memadamkan api yang telah menghabiskan lebih dari 3.000 hektare di Taman Nasional Los Alerces, yang terkenal karena keindahan dan keanekaragaman hayatinya, sejak 25 Januari.
Presiden Chile Gabriel Boric telah mengumumkan keadaan darurat. Dia memperingatkan bahwa jumlah korban meninggal bisa meningkat secara signifikan ketika tim pencarian dan penyelamatan menyusuri lingkungan yang telah hancur.
Rosana Avendano, asisten dapur berusia 63 tahun, sedang jauh dari rumah ketika kobaan api besar mulai melanda Vina del Mar, kota tepi pantai tempat dia tinggal bersama suaminya.
"Mengerikan karena saya tidak bisa (ke rumah saya). Api datang ke sini...kami kehilangan segalanya," kata Avendano kepada AFP, Senin (5/2/2024).
“Suami saya sedang berbaring dan mulai merasakan panasnya api datang dan dia lari," ujarnya.
Dia mengkhawatirkan hal terburuk selama berjam-jam, tetapi akhirnya bisa menghubunginya.
“Tidak ada satu rumah pun yang tersisa di sini,” ujar seorang pensiunan, Lilian Rojas (67), kepada AFP tentang lingkungannya di dekat kebun raya Vina del Mar, yang juga hancur akibat kebakaran.
Organisasi yang bertanggung jawab menangani jenazah korban mengatakan pada Minggu sore bahwa mereka telah menampung 99 jasad, 32 di antaranya sudah teridentifikasi.
Berbicara sebelumnya di Quilpue, sebuah komunitas di lereng bukit yang hancur dekat Vina del Mar, Presiden Boric menyebutkan ada 64 orang yang meninggal, namun kemudian mengatakan bahwa jumlahnya pasti akan bertambah.
“Kami tahu jumlah korban jiwa akan meningkat secara signifikan,” tambahnya, sambil mengatakan bahwa ini adalah bencana paling mematikan di Chile sejak gempa bumi dan tsunami tahun 2010 yang menewaskan 500 orang.
Korban Tewas di Jalanan
Boric telah mengumumkan keadaan darurat dan menjanjikan dukungan pemerintah untuk membantu masyarakat bangkit kembali setelah dia terbang di atas daerah yang terkena dampak dengan helikopter pada Sabtu sore.
Menurut layanan bencana nasional, SENAPRED, hampir 26.000 hektare telah terbakar di wilayah tengah dan selatan pada hari Minggu.
Didukung oleh 31 helikopter pemadam kebakaran dan pesawat terbang, sekitar 1.400 petugas pemadam kebakaran, 1.300 personel militer dan sukarelawan berupaya memadamkan kobaran api.
Ketua SENAPRED Alvaro Hormazabal mengatakan petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan 34 kobaran api hingga Minggu pagi, dan 43 kobaran api lainnya berhasil dikendalikan.
“Kondisi cuaca akan terus menjadi rumit,” kata Hormazabal.
Pihak berwenang memberlakukan jam malam mulai pukul 21.00 hari Sabtu, sementara ribuan orang di daerah yang terkena dampak diperintahkan untuk mengungsi dari rumah mereka.
Di lereng bukit sekitar Vina del Mar, jurnalis AFP melihat seluruh blok rumah terbakar pada Jumat malam hingga Sabtu.
Beberapa korban tewas terlihat tergeletak di jalan, ditutupi selimut.
Digambarkan sebagai Neraka
Kebakaran yang terjadi selama berhari-hari, memaksa pihak berwenang pada hari Jumat untuk menutup jalan yang menghubungkan wilayah Valparaiso dengan ibu kota Santiago, sekitar 1,5 jam perjalanan, karena awan asap yang sangat besar mengganggu jarak pandang.
Gambar yang diposting online dari pengendara yang terjebak menunjukkan gunung-gunung terbakar di ujung "Rute 68" yang terkenal menuju pantai Pasifik.
Menurut Menteri Dalam Negeri Carolina Toha, kebakaran yang terjadi pada akhir pekan tidak diragukan lagi merupakan peristiwa kebakaran paling mematikan dalam sejarah Chile.
“Ini adalah sebuah neraka,” kata Rodrigo Pulgar, warga yang selamat dari kebakaran mengerikan tersebut, kepada AFP.
"Saya mencoba membantu tetangga saya...rumah saya mulai terbakar di belakang kami. Saat ini hujan abu."
Dalam pidatonya pada hari Minggu, Paus Fransiskus, yang berasal dari negara tetangga; Argentina, menyerukan doa bagi mereka yang tewas dan terluka dalam kebakaran dahsyat di Chile.
Kebakaran ini disebabkan oleh gelombang panas musim panas dan kekeringan yang melanda bagian selatan Amerika Selatan yang disebabkan oleh fenomena cuaca El Nino, seiring dengan peringatan para ilmuwan bahwa pemanasan planet telah meningkatkan risiko bencana alam seperti panas terik dan kebakaran.
Meningkatnya suhu mengancam akan melanda lebih banyak wilayah di benua ini, ketika brigade terkait di Argentina telah memadamkan api yang telah menghabiskan lebih dari 3.000 hektare di Taman Nasional Los Alerces, yang terkenal karena keindahan dan keanekaragaman hayatinya, sejak 25 Januari.
(mas)