Senator AS Kecewa Balas Dendam pada Pasukan Iran: Bodoh, Terlambat, Musuh Terlanjur Sembunyi
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) telah memulai serangan balas dendam terhadap pasukan Iran dan kelompok afiliasinya di Irak dan Suriah pada Sabtu (3/2/2024). Namun para senator Washington kecewa karena pembalasan tersebut dianggap sudah terlambat.
Komando Pusat (CENTCOM) AS mengatakan serangan udara besar-besaran di Irak dan Suriah sebagai respons atas serangan drone terhadap pangkalan militer Amerika di Yordania pada Minggu malam lalu. Tiga tentara Amerika tewas dan lebih dari 40 tentara lainnya terluka dalam serangan drone oleh kelompok milisi pro-Iran tersebut.
“Respons kami dimulai hari ini dan akan berlanjut pada waktu dan tempat yang kami pilih,” kata Presiden Joe Biden, seperti dikutip Reuters.
Menurut CENTCOM serangan udara AS, yang melibatkan pesawat pengebom jarak jauh B-1B, menghantam lebih dari 85 target Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok-kelompok milisi afiliasinya.
“Kami akan terus mengambil tindakan, melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi rakyat kami, dan meminta pertanggungjawaban mereka yang mengancam keselamatan [tentara AS],” kata Komandan CENTCOM Jenderal Michael Erik Kurilla.
Namun para senator kecewa dengan langkah pemerintah Biden karena dianggap sudah terlambat.
"Serangan tersebut sangat terlambat," kata Senator Roger Wicker sembari menyalahkan Iran dan proksinya atas banyaknya serangan terhadap pasukan Amerika di Timur Tengah.
“Alih-alih memberikan Ayatollah hidung berdarah yang layak diterimanya, kami terus memberinya tamparan di pergelangan tangan,” lanjut Wicker.
"Menghabiskan waktu hampir seminggu dengan bodohnya mengirimkan telegram niat AS kepada musuh-musuh, memberi mereka waktu untuk pindah dan bersembunyi.”
Dia meminta militer AS untuk menargetkan sponsor sebenarnya terorisme di Timur Tengah.
Ketua DPR Amerika Mike Johnson mengecam pemerintah Presiden Biden atas sikap yang meremehkan dan memberi isyarat yang berlebihan. "Dan bukannya responS yang jelas dan tegas atas kematian para tentara AS yang ditempatkan di Yordania," ujarnya.
“Sayangnya, pemerintah menunggu selama seminggu dan mengirim telegram ke seluruh dunia, termasuk Iran, mengenai sifat dari respons kami,” paparnya di X. "Amerika harus menunjukkan kekuatan.”
Anggota Parlemen Marjorie Taylor Greene mengecam pemerintahan Presiden Joe Biden karena melakukan kesalahan dalam menjalankan kebijakan luar negeri.
“Pemerintahan ini adalah kegagalan terbesar dalam kebijakan luar negeri dan strategi militer,” kata Greene, seorang anggota Partai Republik asal Georgia.
“Pasukan kami tersebar dalam jumlah kecil dan tersebar di seluruh dunia dan rentan terhadap serangan, dan kami memiliki rekrutmen militer terendah dalam sejarah.”
Komando Pusat (CENTCOM) AS mengatakan serangan udara besar-besaran di Irak dan Suriah sebagai respons atas serangan drone terhadap pangkalan militer Amerika di Yordania pada Minggu malam lalu. Tiga tentara Amerika tewas dan lebih dari 40 tentara lainnya terluka dalam serangan drone oleh kelompok milisi pro-Iran tersebut.
“Respons kami dimulai hari ini dan akan berlanjut pada waktu dan tempat yang kami pilih,” kata Presiden Joe Biden, seperti dikutip Reuters.
Menurut CENTCOM serangan udara AS, yang melibatkan pesawat pengebom jarak jauh B-1B, menghantam lebih dari 85 target Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran dan kelompok-kelompok milisi afiliasinya.
“Kami akan terus mengambil tindakan, melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi rakyat kami, dan meminta pertanggungjawaban mereka yang mengancam keselamatan [tentara AS],” kata Komandan CENTCOM Jenderal Michael Erik Kurilla.
Namun para senator kecewa dengan langkah pemerintah Biden karena dianggap sudah terlambat.
"Serangan tersebut sangat terlambat," kata Senator Roger Wicker sembari menyalahkan Iran dan proksinya atas banyaknya serangan terhadap pasukan Amerika di Timur Tengah.
“Alih-alih memberikan Ayatollah hidung berdarah yang layak diterimanya, kami terus memberinya tamparan di pergelangan tangan,” lanjut Wicker.
"Menghabiskan waktu hampir seminggu dengan bodohnya mengirimkan telegram niat AS kepada musuh-musuh, memberi mereka waktu untuk pindah dan bersembunyi.”
Dia meminta militer AS untuk menargetkan sponsor sebenarnya terorisme di Timur Tengah.
Ketua DPR Amerika Mike Johnson mengecam pemerintah Presiden Biden atas sikap yang meremehkan dan memberi isyarat yang berlebihan. "Dan bukannya responS yang jelas dan tegas atas kematian para tentara AS yang ditempatkan di Yordania," ujarnya.
“Sayangnya, pemerintah menunggu selama seminggu dan mengirim telegram ke seluruh dunia, termasuk Iran, mengenai sifat dari respons kami,” paparnya di X. "Amerika harus menunjukkan kekuatan.”
Anggota Parlemen Marjorie Taylor Greene mengecam pemerintahan Presiden Joe Biden karena melakukan kesalahan dalam menjalankan kebijakan luar negeri.
“Pemerintahan ini adalah kegagalan terbesar dalam kebijakan luar negeri dan strategi militer,” kata Greene, seorang anggota Partai Republik asal Georgia.
“Pasukan kami tersebar dalam jumlah kecil dan tersebar di seluruh dunia dan rentan terhadap serangan, dan kami memiliki rekrutmen militer terendah dalam sejarah.”
(mas)