AS Mulai Balas Dendam, Bombardir 85 Target di Irak dan Suriah
loading...
A
A
A
BAGHDAD - Amerika Serikat (AS) telah membombardir 85 target di Irak dan Suriah yang diklaim menargetkan kelompok milisi pro-Iran, Sabtu (3/2/2024) dini hari.
Ini adalah serangan balas dendam atas serangan drone terhadap pangkalan Amerika di Yordania pada Minggu malam lalu, di mana tiga tentara AS tewas dan lebih dari 40 lainnya terluka.
Dua pejabat Amerika yang berbicara secara anonim kepada CNN mengatakan pengeboman balas dendam ini menandai awal dari apa yang mungkin akan menjadi serangkaian serangan Washington berskala lebih besar terhadap para milisi yang didukung Teheran.
Seorang pejabat Pentagon yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada New York Times bahwa serangan udara hari Jumat malam atau Sabtu dini hari menargetkan puluhan lokasi di Irak dan Suriah.
"Ini menandai peningkatan tajam perang di Timur Tengah yang selama empat bulan berusaha dihindari oleh pemerintahan Biden," katanya.
Militer Amerika telah mengonfirmasi bahwa ada lebih dari 85 target untuk serangan udara besar-besaran.
"Serangan udara terbaru Washington dimulai sekitar tengah malam waktu Baghdad pada hari Sabtu dan menghantam lebih dari 85 sasaran di Suriah dan Irak," kata Komando Pusat (CENTCOM) AS dalam sebuah pernyataan.
Operasi ini melibatkan banyak pesawat, termasuk pesawat pengebom jarak jauh yang diterbangkan dari AS, yang menjatuhkan lebih dari 125 amunisi presisi tepat sasaran.
"Target-target tersebut termasuk pusat komando dan kendali, situs intelijen, gudang senjata, dan fasilitas rantai pasokan milisi yang didukung Iran, serta sponsor IRGC mereka yang memfasilitasi serangan terhadap pasukan AS dan koalisi,” lanjut CENTCOM.
Pada Minggu malam lalu, serangan drone menghantam pangkalan militer AS di Yordania yang berdekatan dengan Suriah—dikenal sebagai Tower 22". Kelompok Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dengan alasan Amerika mendukung Israel melakukan pengeboman brutal di Gaza, Palestina.
Ini adalah serangan balas dendam atas serangan drone terhadap pangkalan Amerika di Yordania pada Minggu malam lalu, di mana tiga tentara AS tewas dan lebih dari 40 lainnya terluka.
Dua pejabat Amerika yang berbicara secara anonim kepada CNN mengatakan pengeboman balas dendam ini menandai awal dari apa yang mungkin akan menjadi serangkaian serangan Washington berskala lebih besar terhadap para milisi yang didukung Teheran.
Seorang pejabat Pentagon yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada New York Times bahwa serangan udara hari Jumat malam atau Sabtu dini hari menargetkan puluhan lokasi di Irak dan Suriah.
"Ini menandai peningkatan tajam perang di Timur Tengah yang selama empat bulan berusaha dihindari oleh pemerintahan Biden," katanya.
Militer Amerika telah mengonfirmasi bahwa ada lebih dari 85 target untuk serangan udara besar-besaran.
"Serangan udara terbaru Washington dimulai sekitar tengah malam waktu Baghdad pada hari Sabtu dan menghantam lebih dari 85 sasaran di Suriah dan Irak," kata Komando Pusat (CENTCOM) AS dalam sebuah pernyataan.
Operasi ini melibatkan banyak pesawat, termasuk pesawat pengebom jarak jauh yang diterbangkan dari AS, yang menjatuhkan lebih dari 125 amunisi presisi tepat sasaran.
"Target-target tersebut termasuk pusat komando dan kendali, situs intelijen, gudang senjata, dan fasilitas rantai pasokan milisi yang didukung Iran, serta sponsor IRGC mereka yang memfasilitasi serangan terhadap pasukan AS dan koalisi,” lanjut CENTCOM.
Pada Minggu malam lalu, serangan drone menghantam pangkalan militer AS di Yordania yang berdekatan dengan Suriah—dikenal sebagai Tower 22". Kelompok Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dengan alasan Amerika mendukung Israel melakukan pengeboman brutal di Gaza, Palestina.