Tembak MH17, Belanda dan Australia Minta Rusia Bertanggung Jawab

Sabtu, 26 Mei 2018 - 00:56 WIB
Tembak MH17, Belanda dan Australia Minta Rusia Bertanggung Jawab
Tembak MH17, Belanda dan Australia Minta Rusia Bertanggung Jawab
A A A
THE HAGUE - Belanda dan Australia mengatakan bahwa mereka meminta pertanggungjawaban secara hukum dari Rusia atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17. Pesawat nahas itu ditembak jatuh di atas wilayah timur Ukraina yang dilanda perang hampir empat tahun lalu, menewaskan 298 orang di dalamnya.

Pengumuman oleh menteri luar negeri kedua negara datang sehari setelah penyelidik internasional mengumumkan bahwa sistem rudal yang menghancurkan pesawat dengan rute Amsterdam-Kuala Lumpur itu berasal dari unit militer yang berbasis di Rusia. Mereka menampilkan foto dan video dari media sosial yang melacak konvoi besar peluncur roket melalui Rusia.

Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok mengatakan bahwa setelah kesimpulan itu, pemerintahnya sekarang mengambil langkah berikutnya dengan secara formal meminta pertanggungjawaban Rusia.

"Belanda dan Australia hari ini meminta Rusia untuk mengadakan pembicaraan yang bertujuan mencari solusi yang akan melakukan keadilan terhadap penderitaan dan kerusakan luar biasa yang disebabkan oleh jatuhnya MH17," kata Blok dalam sebuah pernyataan.

"Langkah selanjutnya yang mungkin adalah mengajukan kasus ini ke pengadilan atau organisasi internasional untuk mendapatkan keputusan dari mereka," imbuhnya seperti disitat dari AP, Sabtu (26/5/2018).

Sementara itu Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop meminta dukungan dari komunitas internasional atas langkah tersebut.

"Ini merupakan ancaman terhadap keamanan internasional," katanya.

"Jika senjata militer dapat dikerahkan dan kemudian digunakan untuk menjatuhkan pesawat sipil di tempat yang pada dasarnya adalah zona perang, maka keamanan internasional berisiko dan kami meminta semua negara untuk menginformasikan Federasi Rusia bahwa tindakannya tidak dapat diterima," tuturnya.

Rusia sendiri membantah terlibat dalam serangan rudal pada 17 Juli 2014 yang menghantam pesawat Boeing 777 dari langit pada ketinggian sekitar 10.000 meter di atas wilayah timur Ukraina yang dilanda perang.

Mayat, puing-puing dan reruntuhan terbakar berserakan di atas ladang bunga matahari dekat desa Hrabove yang dikuasai pemberontak di wilayah Donetsk di timur Ukraina, sekitar 40 kilometer dari perbatasan Rusia, tempat pertempuran yang telah berkecamuk selama berbulan-bulan.

Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menolak tuduhan itu. Dia mengatakan bahwa Rusia telah dilarang dari penyelidikan internasional dan dengan demikian tidak dapat mempercayai hasilnya. Dia juga menuduh Ukraina berkontribusi pada tragedi itu dengan tidak melarang lalu lintas udara sipil di atas zona perang.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa fragmen roket yang ditampilkan oleh para penyelidik menunjukkan rudal buatan Soviet diproduksi pada 1986. Dikatakan militer Rusia telah menutup semua rudal jenis itu pada 2011.

Pernyataan itu menambahkan bahwa Ukraina mewarisi rudal tersebut dari tentara Soviet, menambahkan bahwa fragmen yang ditampilkan oleh para penyelidik menunjukkan senjata itu kemungkinan besar milik pasukan bersenjata Ukraina.Baca Juga: Rusia: Rudal yang Diklaim Jatuhkan MH17 Dibuang sejak 2011
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3775 seconds (0.1#10.140)