Australia Buktikan Rudal Buk Rusia Tembak Jatuh Malaysia Airlines MH17
loading...
A
A
A
DEN HAAG - Australia, melalui kepolisiannya, membantu membuktikan bahwa pecahan yang ditemukan di reruntuhan pesawat Malaysia Airlines MH17 dan di tubuh korban berasal dari rudal Buk buatan Rusia .
Pengadilan di Den Haag, Belanda, dalam sidang hari Senin, mengungkap peran polisi Australia tersebut.
Jaksa Thijs Berger menguraikan penyelidikan forensik terhadap jatuhnya Malaysia Airlines MH17 pada 17 Juli 2014 di Ukraina. Sebanyak 298 orang di dalam pesawat tewas, termasuk 38 orang yang dinyatakan sebagai warga Australia. Pesawat itu ditembak jatuh di wilayah di mana pasukan pemerintah Ukraina memerangi pasukan pemberontak pro-Rusia.
Warga Rusia; Oleg Pulatov, Igor Girking, Sergey Dubinsky, dan warga Ukraina; Leonid Kharchenko, diadili secara in absentia di Belanda atas tuduhan pembunuhan dan penghancuran sebuah pesawat sipil. (Baca: Kerabat Korban Pesawat MH17: Putin yang Bertanggung Jawab! )
Berger menjelaskan bagaimana para penyelidik telah menghilangkan semua skenario lain yang dapat menyebabkan kecelakaan itu, termasuk ledakan di dalam pesawat, serangan jet tempur dan rudal darat ke udara selain rudal Buk buatan Rusia.
Jaksa penuntut mengatakan Polisi Federal Australia pergi ke Ukraina untuk menganalisis dua rudal Buk yang dibongkar, yakni M938 yang lebih tua dan yang lebih baru 9M38M1, pada Oktober 2014.
Berger mengatakan penyelidikan menemukan tiga bentuk fragmentasi yang unik—ubin, bar dan dasi kupu-kupu—di dalam rudal yang dibongkar di Ukraina.
Para detektif polisi Australia kemudian mencocokkan bentuk-bentuk itu dengan pecahan-pecahan yang ditemukan di tubuh korban, barang-barang dan reruntuhan pesawat.
"Polisi Federal Australia membuat perbandingan visual antara bagian-bagian asing yang ditemukan di satu sisi dan bagian-bagian dari dua rudal Buk tipe 9M38 dan 9M38M1 yang dibongkar di Ukraina di sisi lain," kata Berger di pengadilan, seperti dikutip AAP, Selasa (9/6/2020).
"Dengan melakukan itu, mereka melihat fitur seperti cetakan, tanda pahat (seperti penggilingan) dan sifat magnetik," ujarnya.
Pengadilan di Den Haag, Belanda, dalam sidang hari Senin, mengungkap peran polisi Australia tersebut.
Jaksa Thijs Berger menguraikan penyelidikan forensik terhadap jatuhnya Malaysia Airlines MH17 pada 17 Juli 2014 di Ukraina. Sebanyak 298 orang di dalam pesawat tewas, termasuk 38 orang yang dinyatakan sebagai warga Australia. Pesawat itu ditembak jatuh di wilayah di mana pasukan pemerintah Ukraina memerangi pasukan pemberontak pro-Rusia.
Warga Rusia; Oleg Pulatov, Igor Girking, Sergey Dubinsky, dan warga Ukraina; Leonid Kharchenko, diadili secara in absentia di Belanda atas tuduhan pembunuhan dan penghancuran sebuah pesawat sipil. (Baca: Kerabat Korban Pesawat MH17: Putin yang Bertanggung Jawab! )
Berger menjelaskan bagaimana para penyelidik telah menghilangkan semua skenario lain yang dapat menyebabkan kecelakaan itu, termasuk ledakan di dalam pesawat, serangan jet tempur dan rudal darat ke udara selain rudal Buk buatan Rusia.
Jaksa penuntut mengatakan Polisi Federal Australia pergi ke Ukraina untuk menganalisis dua rudal Buk yang dibongkar, yakni M938 yang lebih tua dan yang lebih baru 9M38M1, pada Oktober 2014.
Berger mengatakan penyelidikan menemukan tiga bentuk fragmentasi yang unik—ubin, bar dan dasi kupu-kupu—di dalam rudal yang dibongkar di Ukraina.
Para detektif polisi Australia kemudian mencocokkan bentuk-bentuk itu dengan pecahan-pecahan yang ditemukan di tubuh korban, barang-barang dan reruntuhan pesawat.
"Polisi Federal Australia membuat perbandingan visual antara bagian-bagian asing yang ditemukan di satu sisi dan bagian-bagian dari dua rudal Buk tipe 9M38 dan 9M38M1 yang dibongkar di Ukraina di sisi lain," kata Berger di pengadilan, seperti dikutip AAP, Selasa (9/6/2020).
"Dengan melakukan itu, mereka melihat fitur seperti cetakan, tanda pahat (seperti penggilingan) dan sifat magnetik," ujarnya.