Ilmuwan: Hitler Tewas di Berlin 1945, Diduga akibat Peluru dan Sianida

Minggu, 20 Mei 2018 - 07:21 WIB
Ilmuwan: Hitler Tewas di Berlin 1945, Diduga akibat Peluru dan Sianida
Ilmuwan: Hitler Tewas di Berlin 1945, Diduga akibat Peluru dan Sianida
A A A
MOSKOW - Diktator Nazi Jerman, Adolf Hitler, dipastikan tewas pada tahun 1945 di Berlin. Tembakan peluru di kepala dan racun sianida diduga kuat menjadi penyebab kematiannya.

Para ilmuwan Prancis dalam riset terbarunya memastikan kematian Hitler tersebut setelah diberi akses langka ke fragmen gigi sang diktator yang diadakan di Moskow.

"Giginya asli, tidak ada keraguan. Penelitian kami membuktikan bahwa Hitler tewas pada 1945," kata profesor Philippe Charlier kepada AFP.

"Kami bisa menghentikan semua teori konspirasi tentang Hitler. Dia tidak melarikan diri ke Argentina dengan kapal selam, dia tidak berada di pangkalan tersembunyi di Antartika atau di sisi gelap bulan," ujar Charlier, yang dilansir Minggu (20/5/2018).

Menurut Charlier, salah satu dari empat peneliti, mengaku diberi akses langka untuk memeriksa fragmen gigi diktator Nazi tersebut yang diadakan di Moskow.

Analisis gigi Hitler buruk. Banyak gigi palsu ditemukan. Menurut Charlier, tak ada jejak serat daging yang membuktikan diktator Nazi itu seorang vegetarian.

Pada bulan Maret dan Juli 2017, dinas rahasia FSB Rusia dan kantor arsip negara Rusia memberi wewenang kepada tim peneliti untuk memeriksa tulang belulang diktator Nazi tersebut untuk pertama kalinya sejak 1946.

Tim ilmuwan Prancis juga melihat fragmen tengkorak Hitler yang terdapat lubang di sisi kiri. Kemungkinan lubang itu akibat tembakan peluru.

Menurut penelitian mereka, morfologi fragmen tersebut benar-benar sebanding dengan radiografi tengkorak Hitler yang diambil satu tahun sebelum kematiannya.

Charlier menambahkan, penelitian itu juga menegaskan kesimpulan bahwa Hitler tewas pada 30 April 1945, di sebuah bunker Berlin dengan Eva Braun.

"Kami tidak tahu apakah dia telah menggunakan ampul sianida untuk bunuh diri atau apakah itu akibat peluru di kepalanya. Itu mungkin sekali kedua-duanya," ujarnya.

Namun, dari pemeriksaan gigi tidak ditemukan tanda bahwa pistol ditembakkan ke mulut. Dugaan kuat, peluru ditembakkan ke dahi.

Charlier dikenal sebagai spesialis di bidang antropologi medis dan hukum di Prancis. Dia pernah terlibat dalam analisis hati mumi Richard Lionheart.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4442 seconds (0.1#10.140)