Lagi, AS dan Inggris Bombardir Houthi Yaman dengan Rudal Tomahawk
loading...
A
A
A
SANAA - Amerika Serikat (AS) dan Inggris kembali membombardir beberapa lokasi yang digunakan oleh kelompok Houthi di Yaman pada Senin malam. Serangan besar-besaran terbaru ini menggunakan senjata andalan sekutu, yakni rudal Tomahawk.
Menurut para pejabat Washington, rudal-rudal Tomahawk ditembakkan dari kapal perang dan kapal selam dengan target tempat penyimpanan dan peluncur rudal Houthi. Jet tempur juga dikerahkan dalam serangan terbaru ini.
Operasi gabungan ini terjadi sekitar 10 hari setelah kapal perang dan jet tempur AS dan Inggris menyerang lebih dari 60 sasaran di 28 lokasi di Yaman. Itu adalah respons militer AS yang pertama terhadap serangan drone dan rudal Houthi yang terus-menerus terhadap kapal komersial sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023.
Kantor media Houthi mengatakan dalam sebuah pernyataan online bahwa beberapa serangan Amerika dan Inggris menargetkan Ibu Kota Yaman, Sanaa.
Jamal Hassan, seorang warga Sanaa selatan, mengatakan kepada Associated Press (AP) bahwa dua serangan terjadi di dekat rumahnya, sehingga memicu alarm mobil di jalan.
Seorang jurnalis AP di Sanaa juga mendengar pesawat terbang di atas langit Sanaa pada Senin malam.
Rentetan serangan terbaru sekutu ini menyusul serangan yang hampir setiap hari terhadap peluncur rudal Houthi oleh jet tempur AS dan rudal Tomahawk yang berbasis kapal selama seminggu terakhir.
Misi cepat tanggap tersebut, yang menurut para pejabat AS bertujuan mengejar peluncur yang dipersenjatai dan siap menembak, menunjukkan peningkatan kemampuan militer sekutu dalam mengawasi, mendeteksi dan menyerang aktivitas kelompok militan di Yaman.
Gelombang kekacauan serangan dan pembalasan yang melibatkan Amerika Serikat, sekutu dan musuhnya menunjukkan bahwa serangan balasan tersebut tidak menghalangi kelompok Houthi dalam kampanye mereka melawan kapal-kapal kargo di Laut Merah, dan bahwa perang regional yang lebih luas yang telah coba dihindari oleh AS selama berbulan-bulan menjadi lebih dekat dengan kenyataan.
Selama berbulan-bulan, kelompok Houthi telah menyerang kapal-kapal di perairan di wilayah tersebut yang menurut mereka terkait dengan Israel atau menuju pelabuhan Israel.
Mereka mengatakan serangannya bertujuan untuk mengakhiri serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza yang dipicu oleh serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.
Sementara itu, Pentagon menamai kampanye serangan udara dan rudalnya terhadap kelompok Houthi Yaman sebagai "Operation Poseidon Archer". Demikian diungkap dua pejabat AS kepada CNN.
Nama tersebut telah diterapkan secara surut pada serangan 11 Januari yang dilakukan oleh AS dan Inggris, serta tujuh serangan berikutnya sejak itu.
Mereka juga mengatakan bahwa "Operation Poseidon Archer" diperlakukan sepenuhnya terpisah dari "Operation Prosperity Guardian", sebuah operasi yang diumumkan pada bulan Desember yang secara resmi melibatkan personel dan kapal dari 20 negara.
AS meluncurkan "Operation Prosperity Guardian" untuk mengamankan jalur kapal dagang melalui Laut Merah dan Bab-el-Mandeb, setelah Houthi mengatakan mereka akan melarang kapal yang terkait dengan Israel sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Palestina di Gaza.
Setelah serangan 11 Januari, kelompok Houhti mengatakan bahwa kapal-kapal Inggris dan Amerika juga akan menjadi sasaran empuk mereka.
Menurut laporan CNN, Selasa (23/1/2024), penamaan baru tersebut menunjukkan pendekatan yang lebih terorganisir, formal, dan berpotensi jangka panjang oleh Pentagon terhadap situasi di Laut Merah.
Militer AS telah lama menggunakan nama yang dimaksudkan untuk memengaruhi persepsi internasional dan domestik mengenai operasinya.
Praktik penggunaan “pahlawan zaman dahulu” dan “tokoh dari mitologi Yunani dan Romawi”, diperkenalkan oleh Perdana Menteri Inggris Winston Churchill pada Perang Dunia II. Poseidon adalah dewa laut Yunani, yang dikenal di jajaran Romawi sebagai Neptunus.
Pada pekan lalu, Presiden AS Joe Biden mengakui bahwa serangan Inggris-Amerika gagal menghalangi gerakan Houthi, namun mengatakan serangan itu akan terus berlanjut.
“Ketika Anda mengatakan ‘bekerja’, apakah itu menghentikan Houthi? Tidak. Apakah mereka akan melanjutkan? Ya,” katanya kepada wartawan di luar Gedung Putih.
Menurut para pejabat Washington, rudal-rudal Tomahawk ditembakkan dari kapal perang dan kapal selam dengan target tempat penyimpanan dan peluncur rudal Houthi. Jet tempur juga dikerahkan dalam serangan terbaru ini.
Operasi gabungan ini terjadi sekitar 10 hari setelah kapal perang dan jet tempur AS dan Inggris menyerang lebih dari 60 sasaran di 28 lokasi di Yaman. Itu adalah respons militer AS yang pertama terhadap serangan drone dan rudal Houthi yang terus-menerus terhadap kapal komersial sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023.
Kantor media Houthi mengatakan dalam sebuah pernyataan online bahwa beberapa serangan Amerika dan Inggris menargetkan Ibu Kota Yaman, Sanaa.
Jamal Hassan, seorang warga Sanaa selatan, mengatakan kepada Associated Press (AP) bahwa dua serangan terjadi di dekat rumahnya, sehingga memicu alarm mobil di jalan.
Seorang jurnalis AP di Sanaa juga mendengar pesawat terbang di atas langit Sanaa pada Senin malam.
Rentetan serangan terbaru sekutu ini menyusul serangan yang hampir setiap hari terhadap peluncur rudal Houthi oleh jet tempur AS dan rudal Tomahawk yang berbasis kapal selama seminggu terakhir.
Misi cepat tanggap tersebut, yang menurut para pejabat AS bertujuan mengejar peluncur yang dipersenjatai dan siap menembak, menunjukkan peningkatan kemampuan militer sekutu dalam mengawasi, mendeteksi dan menyerang aktivitas kelompok militan di Yaman.
Gelombang kekacauan serangan dan pembalasan yang melibatkan Amerika Serikat, sekutu dan musuhnya menunjukkan bahwa serangan balasan tersebut tidak menghalangi kelompok Houthi dalam kampanye mereka melawan kapal-kapal kargo di Laut Merah, dan bahwa perang regional yang lebih luas yang telah coba dihindari oleh AS selama berbulan-bulan menjadi lebih dekat dengan kenyataan.
Selama berbulan-bulan, kelompok Houthi telah menyerang kapal-kapal di perairan di wilayah tersebut yang menurut mereka terkait dengan Israel atau menuju pelabuhan Israel.
Mereka mengatakan serangannya bertujuan untuk mengakhiri serangan udara dan darat Israel di Jalur Gaza yang dipicu oleh serangan kelompok Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.
Nama Baru Operasi AS di Yaman
Sementara itu, Pentagon menamai kampanye serangan udara dan rudalnya terhadap kelompok Houthi Yaman sebagai "Operation Poseidon Archer". Demikian diungkap dua pejabat AS kepada CNN.
Nama tersebut telah diterapkan secara surut pada serangan 11 Januari yang dilakukan oleh AS dan Inggris, serta tujuh serangan berikutnya sejak itu.
Mereka juga mengatakan bahwa "Operation Poseidon Archer" diperlakukan sepenuhnya terpisah dari "Operation Prosperity Guardian", sebuah operasi yang diumumkan pada bulan Desember yang secara resmi melibatkan personel dan kapal dari 20 negara.
AS meluncurkan "Operation Prosperity Guardian" untuk mengamankan jalur kapal dagang melalui Laut Merah dan Bab-el-Mandeb, setelah Houthi mengatakan mereka akan melarang kapal yang terkait dengan Israel sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Palestina di Gaza.
Setelah serangan 11 Januari, kelompok Houhti mengatakan bahwa kapal-kapal Inggris dan Amerika juga akan menjadi sasaran empuk mereka.
Menurut laporan CNN, Selasa (23/1/2024), penamaan baru tersebut menunjukkan pendekatan yang lebih terorganisir, formal, dan berpotensi jangka panjang oleh Pentagon terhadap situasi di Laut Merah.
Militer AS telah lama menggunakan nama yang dimaksudkan untuk memengaruhi persepsi internasional dan domestik mengenai operasinya.
Praktik penggunaan “pahlawan zaman dahulu” dan “tokoh dari mitologi Yunani dan Romawi”, diperkenalkan oleh Perdana Menteri Inggris Winston Churchill pada Perang Dunia II. Poseidon adalah dewa laut Yunani, yang dikenal di jajaran Romawi sebagai Neptunus.
Pada pekan lalu, Presiden AS Joe Biden mengakui bahwa serangan Inggris-Amerika gagal menghalangi gerakan Houthi, namun mengatakan serangan itu akan terus berlanjut.
“Ketika Anda mengatakan ‘bekerja’, apakah itu menghentikan Houthi? Tidak. Apakah mereka akan melanjutkan? Ya,” katanya kepada wartawan di luar Gedung Putih.
(mas)