Tetangga Indonesia Sepakat Produksi Rudal Besar-besaran, Sebut Sedang Perlombaan Senjata

Selasa, 16 Januari 2024 - 15:09 WIB
loading...
Tetangga Indonesia Sepakat Produksi Rudal Besar-besaran, Sebut Sedang Perlombaan Senjata
Australia teken kontrak dengan Lockheed Martin untuk memproduksi rudal GMLRS berskala besar mulai tahun 2025. Foto/Aviation Week
A A A
SYDNEY - Australia, negara tetangga Indonesia, telah menandatangani kontrak dengan Lockheed Martin Amerika Serikat (AS) senilai AUD37 untuk memproduksi rudal besar-besaran.

Rudal yang akan diproduksi ini adalah misil Guided Multiple Launch Rocket System (GMLRS), yang ditembakkan dari High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS). Produksi skala besar akan dimulai tahun 2025.

Produksi misil GMLRS akan berlangsung di Australia dengan beberapa tahap.

Tahap pertama akan memungkinkan transfer teknologi dan melatih personel Australia—yang merupakan langkah pertama dalam rencana jangka panjang pemerintah Australia untuk manufaktur dalam negeri skala besar.



Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan Pat Conroy mengatakan Australia hidup “di era rudal” dan perlu mengimbangi musuh potensial yang berinvestasi dalam serangan jarak jauh yang lebih besar dan lebih besar.

“Kita sedang menjalani perlombaan senjata terbesar di kawasan kita sejak tahun 1945,” kata Conroy, seperti dikutip news.com.au, Selasa (16/1/2024).

Dia juga mengumumkan bahwa Australia juga akan membeli rudal serangan presisi, yang dapat menyerang target hingga jarak 500 km.

Langkah untuk membuat rudal di dalam negeri dan membeli lebih banyak misil penyerang merupakan bagian penting dari strategi pertahanan jangka panjang Australia, dan merupakan bagian utama dari tanggapan pemerintah terhadap tinjauan strategis pertahanan.

“Tujuan jangka panjang kami adalah memindahkan angkatan bersenjata Australia dari jangkauan serangan saat ini yang hanya 40 km menjadi 1.000 km dalam beberapa tahun,” kata Conroy.

“Merupakan prioritas pemerintah [Perdana Menteri Anthony] Albanese untuk berinvestasi dalam pertahanan negara kita dan memenuhi urgensi strategis yang kita hadapi saat ini.”

Batch awal untuk “membuktikan kemampuan” akan dibangun oleh karyawan Lockheed Martin di Sydney barat, tempat komponen-komponen dari AS akan dirakit.

Pengumuman ini muncul hanya beberapa hari setelah Australia mendapat lampu hijau dari pemerintahan Joe Biden untuk membeli sistem pendukung senilai AUD372 juta agar Pasukan Pertahanan Australia (ADF) dapat mengoperasikan rudal canggih Tomahawk buatan AS.

Rudal-rudal tersebut memiliki jangkauan lebih dari 1.500 km.

AS menyetujui penjualan 220 unit rudal Tomahawk ke Australia pada bulan Maret, senilai AUD1,3 miliar, namun belum ada pengumuman kapan unit tersebut akan dikirim atau dioperasikan.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1236 seconds (0.1#10.140)